Jakarta (ANTARA) - Setiap orang punya standard liburan yang berbeda, ada yang senang menjelajahi tempat terpencil, atau cukup berjalan-jalan di kota besar.

Ada pula yang gemar berpindah-pindah pusat perbelanjaan, ada pula yang menghemat uang saku dan memilih untuk memuaskan diri dengan pengalaman baru di tempat asing.

Namun sudah lama ada anggapan bahwa pantai dan gunung yang memberikan nuansa berbeda cenderung disukai dua tipe orang yang berbeda. Betulkah anggapan itu?

Psikolog anak dan keluarga Samanta Ananta menjelaskan, dalam psikologi ada istilahnya "person environment fit", yakni bagaimana individu memilih lingkungannya untuk memenuhi harapan dan keinginannya.

"Orang pencinta gunung umumnya lebih introvert dibandingkan orang pencinta laut," kata Samanta kepada ANTARA beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mudik dilarang, PHRI terima imbauan negara

Baca juga: Jelang akhir bulan, cek ragam promosi liburan yang menggoda


Mengapa orang yang lebih introvert cenderung menyukai gunung?

Sebab, perjalanan ke gunung biasanya melibatkan lebih sedikit orang dalam grup. Bahkan, ada trek khusus untuk pelancong solo di beberapa gunung di luar negeri. Ketika berlibur di gunung, individu ini sedang ingin terhubung lagi dengan alam dan dengan dirinya serta ingin mendapatkan ketenangan.

"Dibutuhkan extra kerja keras selama pendakian dan ini dapat meningkatkan keyakinan diri akan kemampuan dirinya, 'saya bisa selesai dalam pendakian ini'."

Sementara itu, orang-orang ekstrovert yang suka keramaian dan senang berinteraksi dengan banyak orang cenderung lebih menyukai laut atau pantai.

"Mereka pergi ke pantai untuk menjalin sosialisasi yang santai dan relax dengan orang lain, sesama grup yg pergi. Dalam menikmati momen berlibur di pantai sifatnya sangat santai dan tidak dibutuhkan banyak usaha, benar-benar untuk fun atau menyenangkan diri," tutup dia.

Indonesia punya keduanya, baik itu pantai atau gunung. Baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyebut keindahan destinasi wisata Dusun Butuh, Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah, tak kalah indah dari Pegunungan Himalaya yang dalam beberapa waktu terakhir bahkan dikenal sebagai Nepal Van Java.

Dusun Butuh memiliki kontur dan letak pemukiman warga bertumpuk di lereng gunung dengan topografi yang tidak rata yang nyaris mirip dengan wilayah yang ada di Pegunungan Himalaya, Nepal.

Tahun ini, Anda harus mengurungkan niat mudik karena ada larangan dari pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus corona.

Terkait larangan mudik tahun ini yang membatasi ruang gerak masyarakat, Menparekraf Sandiaga mengingatkan kepada seluruh pihak khususnya aparat penegak hukum untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

"Walau begitu, lewat skema penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro, masyarakat lokal tetap dapat plesiran. Objek wisata lokal pun tetap dibuka guna mendorong pemulihan sektor parekraf dengan penerapan protokol yang ketat dan disiplin," kata Sandiaga dalam kunjungan kerjanya ke Dusun Butuh, Sabtu (3/4).

Baca juga: Pencarian perjalanan internasional meningkat, kata Agoda

Baca juga: Keterlibatan agen perjalanan bisa gerakkan geliat pariwisata

Baca juga: Jelang cuti bersama, ini rekomendasi tempat menyegarkan diri


 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021