Penggunaan pupuk paling dominan komoditasnya padi. Dalam hal ini pupuk bersubsidi memberikan kontribusi terhadap produktivitas
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyebutkan pupuk bersubsidi berkontribusi dalam meningkatkan produksi gabah dan beras nasional pada tahun 2020 dan 2021.

"Penggunaan pupuk paling dominan komoditasnya padi. Dalam hal ini pupuk bersubsidi memberikan kontribusi terhadap produktivitas," kata Suwandi dalam dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI tentang pupuk bersubsidi dan Kartu Tani yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Suwandi mengungkapkan bahwa produktivitas gabah di Indonesia tahun 2020 sebesar 5,19 ton per hektare, lebih tinggi dari Thailand 3,09 ton per hektar, India 3,88 ton per hektar, Malaysia 4,08 ton per hektar, dan Filipina 3,97 ton per hektar. Kendati jumlah tersebut masih berada di bawah Vietnam dengan produksi 5,82 ton per hektar.

Berdasarkan kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2020, penggunaan pupuk urea, SP-36, dan NPK berpengaruh positif dengan nilai elastisitas 0,026, yaitu apabila penggunaan pupuk meningkat 10 persen maka produksi akan meningkat sebesar 0,26 persen.

Suwandi mengemukakan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi gabah kering giling (GKG) Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 54,65 juta ton atau setara beras 31,33 juta ton yang dihasilkan dari luas lahan panen 10,66 juta hektar. Sementara kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakat Indonesia dalam setahun sebanyak 29,37 juta ton, artinya secara nasional surplus sebanyak 1,97 juta ton beras. Sedangkan total surplus beras secara kumulatif sejak 2018 hingga 2020 sebanyak 8,72 ton.

Suwandi menjelaskan bahwa kontribusi biaya pupuk terhadap harga gabah yaitu Rp289,8 per kilogram. Nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan India dan Vietnam, serta lebih rendah dari Filipina, China, dan Thailand.

Biaya yang dibutuhkan untuk pemupukan tanaman pangan rata-rata sekitar Rp1,28 juta per hektar. Jumlah ini berkontribusi sebesar 9,43 persen dari seluruh biaya produksi.

Baca juga: Kementan beberkan alasan penyebab kelangkaan pupuk subsidi
Baca juga: PT Pupuk Indonesia jamin ketersediaan pupuk subsidi jelang masa tanam
Baca juga: Baru 5,03 persen petani gunakan Kartu Tani untuk dapat pupuk subsidi

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021