Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia terus berupaya meminta izin dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat melakukan vaksinasi mandiri atau vaksinasi gotong-royong COVID-19 bagi puluhan ribu karyawan dan keluarganya yang berdomisili di area kerja di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Juru Bicara PTFI Riza Pratama di Timika, Senin, mengakui bahwa pihaknya bersama International SOS selaku lembaga mitra yang menangani pelayanan kesehatan di area kerja Freeport sedang meminta izin ke pemerintah untuk dapat memesan 70 ribu dosis vaksin Sinopharm (Sinovam) dari Tiongkok.

Untuk mendatangkan vaksin sebanyak itu tidak mudah, mengingat kebutuhan vaksin COVID-19 di seluruh dunia saat ini sangat tinggi, di sisi lain persediaannya terbatas.

"Tentunya kami masih terus menunggu karena banyak juga yang meminta. Di Indonesia saja ada 3.900 perusahaan yang mungkin juga meminta hal yang sama. Jadi, kami memang menunggu kapan vaksin itu bisa tiba di Indonesia. Sampai sekarang belum ada informasi pasti soal itu," katanya.

Freeport akan melakukan segala daya dan upaya untuk melobi para pemangku kepentingan terkait agar bisa segera mendatangkan vaksin Sinovam dari Tiongkok, perusahaan yang sama yang memproduksi Vaksin Sinovac yang dipesan oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan vaksinasi gratis rakyat di berbagai pelosok tanah air.

Baca juga: Freeport pesan 70 ribu dosis vaksin Sinovam dari Tiongkok

Baca juga: Freeport terus jalin komunikasi dengan Kemenkes soal vaksinasi mandiri
Vice President PTFI Bidang Hubungan Pemerintah Jonny Lingga menerima suntikan vaksin COVID-19 yang disediakan oleh Pemkab Mimika beberapa waktu lalu. (ANTARA/Evarianus Supar)


Zona merah

Kegigihan manajemen Freeport untuk segera mendapatkan vaksin COVID-19 cukup beralasan lantaran tidak sedikit para karyawannya, termasuk karyawan perusahaan subkontraktor dan keluarga mereka yang sudah terpapar COVID-19 semenjak pandemi global itu pertama kali masuk ke Kabupaten Mimika pada akhir Maret 2020.

Wilayah Distrik Tembagapura yang merupakan pusat operasi pertambangan PT Freeport Indonesia diketahui menjadi salah satu zona merah penularan COVID-19 di Kabupaten Mimika sampai saat ini.

Dari total kumulatif kasus COVID-19 di Mimika hingga 4 April 2021 yaitu sebanyak 5.747 kasus, lebih dari separuhnya dilaporkan berasal dari wilayah Tembagapura, Kuala Kencana, Mile 38 dan Pelabuhan Portsite Amamapare yang merupakan area kerja PT Freeport.

Saat ini kasus aktif COVID-19 di area kerja Freeport dilaporkan sebanyak 147 kasus yaitu 84 kasus berasal dari wilayah Tembagapura dimana empat pasien dalam perawatan di RS Tembagapura dan 80 orang isolasi mandiri di barak, sementara sisanya melakukan isolasi mandiri di Mile 38 dan sejumlah faskes milik Freeport lainnya.

"Sejak beberapa pekan terakhir memang ada kenaikan kasus COVID-19 di area kerja PT Freeport, namun sebagian besar mereka yang terpapar rata-rata tidak memiliki gejala atau pun mengalami gejala ringan," kata Riza.

Masih banyaknya temuan kasus COVID-19 di area Freeport tidak lepas dari masifnya pemeriksaan yang dilakukan maupun penelusuran kontak erat dari para pasien yang terdiagnosa positif melalui pemeriksaan PCR.

"Meskipun kasus sempat naik pada awal tahun baru sampai Februari lalu, tapi tingkat kesembuhan pasien juga sangat bagus, dimana saat ini mencapai 95 persen. Kondisi sekarang jauh lebih stabil dan tidak mengkhawatirkan," jelas Riza yang juga menjabat Vice President PTFI Bidang Coorporate Communications itu.

Riza menegaskan akan terus berupaya mempercepat kedatangan vaksin COVID-19 sebagai upaya membentuk dan membangun pertahanan diri dan kelompok dari potensi terpapar virus corona.

Saat ini karyawan, baik permanen maupun perusahaan subkontraktor, yang bekerja di Tembagapura dan area kerja Freeport lainnya di Kabupaten Mimika berjumlah lebih dari 20 ribu orang.

Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga mengatakan untuk bisa mendatangkan Vaksin Sinovam dari Tiongkok maka harus mendaftar melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pusat.

Selain itu, manajemen Freeport telah berkirim surat ke PT Bio Farma serta berkoordinasi dengan BUMN terkait dan Internasional SOS.

Sambil menunggu tibanya Vaksin Sinovam dari Tiongkok tersebut, Freeport kini tengah mempersiapkan berbagai hal, diantaranya penyimpan rantai dingin untuk tempat penyimpanan vaksin, juru vaksin yang rencananya didatangkan dari Internasional SOS.

Baca juga: Direktur sebut karyawan Freeport tidak menolak vaksinasi COVID-19

Baca juga: Dinkes Mimika sampaikan pengadaan vaksin mandiri Freeport ke Menkes
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengikuti pemeriksaan saat akan menerima suntikan vaksin COVID-19. (ANTARA/Evarianus Supar)


Dukungan Pemkab Mimika

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menyambut positif rencana Freeport mendatangkan sendiri Vaksin Sinovam sebagai upaya mempercepat program vaksinasi COVID-19 bagi warga Kabupaten Mimika.

"Tentu Pemkab Mimika menyambut baik niat baik dari manajemen Freeport untuk membantu pemerintah daerah untuk melakukan vaksinasi seluruh karyawannya, termasuk keluarga mereka yang berdomisili di Kabupaten Mimika," kata John.

Pemkab Mimika sendiri menargetkan hingga akhir Juni sudah bisa melakukan vaksinasi COVID-19 kepada sekitar 70 persen dari total populasi penduduk yang dianggap memenuhi syarat menerima vaksin COVID-19 di wilayah itu.

"Kalau seluruh karyawan Freeport, privatisasi dan subkontraktor termasuk keluarga mereka yang jumlahnya sekitar 30-an ribu bisa mendapatkan vaksin COVID-19 yang disediakan sendiri oleh perusahaan, sudah tentu sangat membantu pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi COVID-19 sekaligus mempercepat upaya memutus mata rantai penularan COVID-19," ujar mantan Kadishubkominfo Mimika itu.

Wabup berharap segala proses administrasi, perizinan dan lainnya berkaitan dengan upaya Freeport untuk melakukan vaksinasi mandiri karyawan dan keluarganya mendapat dukungan penuh dari semua pihak.

"Kami tentu akan membantu mendorong agar proses vaksinasi gotong-royong yang dilakukan oleh PT Freeport ini bisa terealisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kalau hanya mengandalkan dan mengharapkan vaksin yang disediakan oleh pemerintah, tentu program vaksinasi COVID-19 butuh waktu yang sangat lama, karena persediaan vaksin juga terbatas dan pengirimannya ke daerah juga dilakukan secara bertahap," kata John.

Upaya PT Freeport untuk mendatangkan vaksin COVID-19 secara mandiri di luar dari tanggungan pemerintah tentu perlu mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari semua pihak sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan pertambangan itu untuk memberikan perlindungan yang maksimal bagi puluhan ribu karyawan dan keluarga mereka dari potensi penularan dan risiko berat akibat virus corona baru yang sudah memporak-porandakan semua sektor kehidupan umat manusia dewasa ini.*

Baca juga: Pemkab Mimika dukung Freeport vaksinasi COVID-19 mandiri

Baca juga: Freeport pesan 60 ribu vaksin Sinovac

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021