kalau kita lihat masih ada 61 warga yang masih belum ditemukan dan sebagian besar berada di tempat-tempat yang relatif sulit mengingat bebatuan yang sangat besar, sehingga dibutuhkan kemampuan dari tim satwa ini dan juga dari alat berat yang tersedia
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan penggunaan helikopter dioptimalkan untuk menyalurkan bantuan bencana, khususnya ke sejumlah wilayah terisolasi di Nusa Tenggara Timur.

Doni dalam keterangan pers penanganan bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) secara virtual diakses dari Jakarta, Rabu malam, mengatakan sudah ada empat helikopter yang dua di antaranya di Maumere, satu di Kupang, satu di Sumba, sedangkan dua lainnya diharapkan tiba di NTT pada Kamis (8/4).

"Khusus yang terisolir di Malaka, Adonara, Alor, Rote Ndau, dan beberapa tempat lainnya akan kita optimalkan untuk memanfaatkan helikopter," kata dia.

Namun demikian, katanya, karena cuaca masih mengalami perubahan di lokasi bencana maka praktis penyaluran bantuan dengan helikopter masih terhambat.

"Besok (8/4) harapannya cuaca semakin baik sehingga tempat yang belum terjangkau jalur darat dan laut dapat terjangkau," katanya.

Baca juga: Korban jiwa akibat bencana alam di NTT bertambah jadi 124 orang

Oleh karena hujan lebat di Larantuka dan kondisi berkabut pada pagi tadi, dirinya bersama Wakil Gubernur NTT dan Bupati Flores Timur juga tidak dapat terbang untuk mendatangi lokasi bencana di Adonara.

Saat ini, ia mengatakan, unsur TNI AD dari jajaran Kodam Udayana telah mendirikan dapur lapangan di setiap lokasi pengungsian, termasuk memperkuat posko di tiap-tiap daerah, sedangkan TNI AL telah menyiapkan sejumlah kapal, di antaranya KRI Oswald Siahaan yang akan sandar di Maumere membawa perlengkapan dan keperluan logistik, dan KRI Ahmad Yani yang akan sandar juga di tempat itu untuk membawa perlengkapan dan logistik.

Selain itu, KRI Semarang akan membawa rumah sakit lapangan dan hal itu sedang disiapkan di tempat yang membutuhkannya, KRI Teluk Amboina, KRI Tanjung Kambani, dan KRI Eskolar serta satu unit "sea raider" yang nanti bisa dimobilisasi di sekitar Larantuka dan Adonara.

Demikian juga dari TNI AU menyiapkan sejumlah pesawat herkules untuk memobilisasi personel TNI yang akan ditugaskan di beberapa tempat sebagaimana sudah disampaikan Panglima TNI.

Baca juga: Menteri Sosial cek pemenuhan kebutuhan korban bencana di NTT

Jajaran Polri, Doni mengatakan sudah menggelar dapur lapangan di sejumlah tempat dan memberikan dukungan tim medis untuk membantu tim medis daerah dalam perawatan pasien. Semua bergabung dengan unsur Kementerian Sosial, termasuk dari Tagana.

Bantuan logistik, katanya, mengalir dari pemerintah, khususnya dari Kementerian Sosial maupun lembaga pemerintah lainnya serta swasta, yang sebagian diangkut menggunakan pesawat milik TNI dan Garuda Indonesia. Maskapai nasional itu menyiapkan satu pesawat ATR yang setiap hari melayani penerbangan dari Kupang ke Maumere, Larantuka, Lembata, serta akan mencapai Alor pada Kamis (8/4).

Ia mengatakan dari Mabes Polri akan menyiapkan SAR Dog atau K-9 yang akan memperkuat pencarian warga yang masih hilang di sejumlah tempat.

"Termasuk SAR Dog kerja sama dengan BNPB di bawah pimpinan Bapak Hardianto, di mana kalau kita lihat masih ada 61 warga yang masih belum ditemukan dan sebagian besar berada di tempat-tempat yang relatif sulit mengingat bebatuan yang sangat besar, sehingga dibutuhkan kemampuan dari tim satwa ini dan juga dari alat berat yang tersedia," ujar Doni.

Baca juga: 292 personel Brimob Nusantara bantu penanganan bencana NTT
Baca juga: BNPB: Cuaca NTT membaik, mudahkan tim SAR evakuasi korban
Baca juga: Korps Marinir TNI AL kirim pasukan bantu korban bencana di NTT


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021