Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menyiagakan sebanyak 14 tim khusus yang bertugas mengantisipasi pohon tumbang karena faktor usia maupun dipicu hujan dan angin kencang.

"Ada tim toping di setiap kecamatan dan setiap hari memonitor pohon," kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan Winarto di Jakarta, Senin.

Menurut dia, satu tim khusus itu terdiri dari delapan orang petugas yang akan memantau pohon rawan tumbang.

Pemantauan dilakukan dengan mencermati kemiringan pohon, pohon keropos atau pohon yang tumbuh terlalu tinggi.

Dengan demikian, kata dia, diharapkan mencegah pohon tumbang yang bisa membahayakan masyarakat.

Bila tingkat keropos sudah mencapai sekitar 40 persen, maka petugas akan memangkas pohon tersebut.

Baca juga: Pohon tumbang timpa satu mobil di Kebayoran Lama
Baca juga: KRL berhenti di dekat TPU Tanah Kusir akibat pohon tumbang
Petugas Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan memangkas pohon di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/4/2021). (ANTARA/HO-Sudin Kominfotik Jakarta Selatan)
Selama Maret 2021, sebanyak 2.262 pohon sudah dipangkas di 10 kecamatan di Jakarta Selatan.

Rinciannya, sebanyak 254 pohon pangkas ringan, kemudian 1.867 pohon pangkas sedang dan pohon dipangkas berat sebanyak 88 pohon dan 53 pohon ditebang.

Sebelumnya, pada Minggu (11/4) sejumlah pohon salah satunya di kawasan Kebayoran Lama tumbang akibat hujan deras dan angin kencang. Pohon tumbang bahkan menimpa satu unit mobil di Jalan Bintaro Raya.

Selain itu, pohon tumbang juga mengakibatkan terganggunya lalu lintas kereta commuter karena ada pohon yang melintang di jalur rel antara Stasiun Kebayoran-Stasiun Pondok Ranji tepatnya km 15+600 yang berada dekat TPU Tanah Kusir.

Selain menghalangi jalur rel, bagian dari pohon tumbang juga membuat kerusakan pada pantograf KRL KA 2074 yang sedang melintas.

Akibatnya, kereta harus berhenti karena pasokan listrik terganggu. Tidak ada korban jiwa dalam dua peristiwa akibat pohon tumbang itu.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021