Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar
Jakarta (ANTARA) - Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) melakukan evakuasi terhadap pasien patah tulang belakang akibat bencana badai siklon di Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Saat ini kami sedang membantu melakukan evakuasi pasien yang membutuhkan tindakan yang cukup serius. Salah satu pasiennya seorang perempuan berusia 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata," ujar perwakilan PABOI dr I Made Buddy Setiawan SpOT(K), dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Wagub NTT apresiasi kapal wisata bendara Bermuda yang salurkan bantuan

Dia menambahkan pasien menderita patah tulang belakang dan luka-luka pada seluruh tubuh akibat terbawa arus banjir, sehingga mengakibatkan korban lumpuh pada kedua kakinya.

"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," jelas dia.

Baca juga: Wagub NTT ultimatum pemda tak tumpuk logistik lima jam lebih

Adapun anak dan keluarga dari pasien tersebut sudah ditangani di RS Lewoleba. Namun untuk operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.

Ia menjelaskan, selain patah tulang belakang yang diderita korban, anak perempuannya yang baru berusia 8 tahun harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya.

Baca juga: NTT butuh bantuan pencegahan penyakit akibat pembusukan jenazah

Tim dokter sudah berusaha untuk menyelamatkan kakinya dengan operasi yang pertama, namun dalam perkembangannya kakinya mulai menghitam dan infeksi berat sehingga harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

Proses evakuasi cukup cepat, karena adanya koordinasi dan persiapan yang baik antara tim dokter orthopaedi di Lembata dengan tim dokter orthopaedi yang bertugas di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka yang menunggu kedatangan pasien.

Sebanyak delapan dokter orthopaedi diterjunkan di lokasi bencana sejak Kamis (8/4).

Ketua Dr dr Edi Mustamsir SpOT(K) meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di area bencana itu.

"Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar COVID-19 mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas. Tim PABOI saat ini juga membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang," tuturnya.

Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021