Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendukung peningkatan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) antara Indonesia dengan Jepang.

"Dalam konteks kerja sama bidang Iptek, Jepang merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia, bukan hanya karena memiliki program (penelitian bersama) seperti SATREPS yang cukup diminati oleh peneliti Indonesia, tetapi juga kerja sama antar-universitas dan banyak peneliti Indonesia merupakan lulusan Jepang seperti di BPPT dan LIPI," kata Menristek Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menristek resmikan Science Techno Unhas di hari terakhir jabatannya

Baca juga: Menristek: Dana APBN untuk riset dan inovasi di Indonesia masih rendah


Menristek Bambang menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Jepang YM Kanasugi Kenji pada Senin (12/4). Dalam pertemuan tersebut, Menristek Bambang menuturkan Jepang merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia, khususnya dalam kerja sama pengembangan bidang Iptek.

Kedua pihak juga bertukar pandangan mengenai upaya penanganan pandemi COVID-19 yang menjadi perhatian masyarakat global saat ini.

Menristek Bambang menuturkan telah terjalin kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Panasonic Healthcare Indonesia dalam pembuatan ventilator CPAP Ven-I Essential 3.5 yang bermanfaat, terutama dalam penanganan pandemi COVID-19.

"Ada satu produk ventilator yang dirancang oleh ITB, yang sekarang menjadi bagian dari produksi Panasonic Health Care Indonesia, ini merupakan kemajuan dimana kita tidak hanya bicara tentang riset dasar, tetapi juga bagaimana membawa output   riset ke dalam industri," ujarnya.

Selain ventilator, kata Menristek, bentuk kolaborasi riset lainnya antara ITB dan Osaka University, yakni tentang vaksin COVID–19. "Kita perlu meneruskan kerja sama pengembangan riset vaksin ini, meskipun bukan yang pertama, kita masih punya waktu untuk terus mengidentifikasi dan menyelesaikan varian baru yang belum dapat teratasi hingga saat ini,” ujarnya.

Menristek Bambang juga membahas program kerja sama yang telah berjalan, seperti Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) serta kerja sama pengembangan fasilitas laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Science Techno Park di beberapa universitas yang didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB).

Menristek Bambang dan Duta Besar YM Kanasugi berharap hubungan yang telah terjalin baik antara Indonesia dan Jepang dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang.

Baca juga: Menristek: Riset dan inovasi penting gerakkan ekonomi saat pandemi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021