Tahun depan, kami berencana akan mengadakan seminar internasional tentang kota kerajinan dunia bersama anggota WCC dan mengadakan Heritage Tour Gianyar
Gianyar, Bali (ANTARA) - Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra menjadi salah satu panelis pada forum internasional "The 2021 International Summer on World Batik City", guna menyeimbangkan ekonomi kreatif dan konservasi warisan saujana untuk membina SDGs.

"Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, sebagai salah satu kota kerajinan dunia sudah diakui dunia internasional, maka kami memaparkan materi tentang menciptakan kerja sama dan kemitraan antarkota kerajinan dunia serta lembaga budaya di seluruh dunia," kata Surya Adnyani Mahayastra dalam siaran pers Diskominfo Gianyar yang diterima di Gianyar, Bali, Senin.

Pemaparan dilakukan secara virtual di Command Center Kantor Bupati Gianyar, disaksikan Laretna T Adishakti, koordinator dan dosen Center for Heritage Conservation, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM Yogyakarta; Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Ketua Dekranasda Yogyakarta, dan empat orang panelis lainnya yakni Tantowi Yahya, Dubes Indonesia untuk Selandia Baru; Rahadi Ramelan, Chairman of The Council of Expert Indonesian Batik Foundation; Nguyen Duc Tang, Chair Person Southeast Asian Cultural Heritage Alliance/SEACHA Vietnam; dan Edric Ong, architect & fashion designer, the Presiden of Society Atelier Sarawak.

Baca juga: Bantu perajin tenun, Dekranasda Gianyar gelar bimtek desain

Sebagai salah satu panelis Surya Adnyani Mahayastra, memaparkan sejarah kerajinan di Kabupaten Gianyar yang sangat beragam, mulai dari budaya, nilai kesinambungan, nilai global, ekonomi, hingga jenis kerajinan.

Di tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar terdapat berbagai jenis kerajinan yang menjadi ciri khas mereka yang membuat keragaman kerajinan di Gianyar. Seperti Desa Celuk terkenal dengan kerajinan perak, Desa Singapadu dengan kerajinan batu padas, Desa Beng Gianyar dengan kerajinan baju barong, dan Desa Tampaksiring dengan kerajinan tulang.

Dari keragaman tersebut, bagaimana menciptakan kemitraan merupakan tantangan sendiri bagi istri Bupati Gianyar Made Mahayastra itu.

Sebagai Ketua Dekranasda Gianyar dirinya dengan dukungan dari pemerintah banyak melibatkan perajin dalam program-program kota sebagai WCC Tahunan, HUT Kota Gianyar, pameran dan pementasan dalam Bekraf Festival hingga kunjungan komparatif ke Kota WCC (Yogyakarta).

"Tahun depan, kami berencana akan mengadakan seminar internasional tentang kota kerajinan dunia bersama anggota WCC dan mengadakan Heritage Tour Gianyar," ujar Surya Adnyani Mahayastra.

Sedangkan, untuk kemitraan dengan institusi internasional, dimana pada 2018 telah mengikuti World Conference on Creative Economy, UN WTO Ubud serta mendukung eksport kerajinan dengan Kadin Gianyar.

Untuk strategi ke depannya, Dekranasda akan melakukan penguatan regulasi tentang perlindungan terhadap produk kriya dalam lima proses kreatif yakni kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi. Meningkatkan peran akademisi kriya, memperluas akses bahan baku untuk pengembangan kerajinan yang lebih beragam.

"Kami juga akan mendukung semua kegiatan kepariwisataan yang memberikan ruang pada para pelaku perajin untuk mengembangkan diri dan produk, di samping juga mendorong UMKM untuk ikut pameran skala nasional dan Internasional sepert Inakraf, Krafina, Kriya Nusantara, Trade Expo Indonesia dan lain-lainnya," jelas Ny Adnyani Mahayastra.

Baca juga: Ketua Dekranasda Gianyar buka Alas Harum Festival 2020
Baca juga: Pemkab Gianyar salurkan bantuan siswa berbasis penguatan karakter

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021