Padang (ANTARA) - Petani di Kota Padang mulai membudidayakan tanaman porang atau amorphophallus oncophyllus karena memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan.

"Porang ini sebenarnya tanaman rimba, tapi beberapa waktu terakhir permintaan pasar di luar negeri cukup tinggi mulai dari Jepang, Korea hingga China," kata Ketua Asosiasi Petani Porang Kota Padang Fachril Murad di Padang, Rabu.

Menurutnya, porang merupakan tanaman yang potensial karena selain menjanjikan juga bisa ditanam di sela tanaman yang ada seperti kebun kakao.

"Tanaman porang ini merupakan tumbuhan umbi-umbian dan selama ini nyaris tak pernah disentuh oleh masyarakat," kata dia.

Untuk perawatan porang juga mudah karena cukup diberi pupuk kandang saja setelah itu tinggal dibiarkan.

Di Padang penanaman porang ada di Koto Tangah, Kuranji hingga Lubuk Kilangan.

"Kami masih mencari lahan yang potensial untuk ditanam," ujarnya.

Untuk bibit porang harganya saat ini Rp260 ribu per kilogram dengan isi 150 biji.

Oleh sebab itu pihaknya fokus melakukan pembibitan ke depan melalui kultur jaringan.

Satu hektare lahan bisa ditanami 40 ribu porang dengan biaya tanam sampai panen kira-kira Rp180 juta dengan hasil panen sekitar Rp800 juta.

Saat ini ada beberapa anggota DPRD Sumbar yang mengalokasikan dana pokok pikiran untuk pengembangan porang.

Ia menceritakan porang dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu untuk membuat mie.

"Selain itu bagi penderita diabetes bagus karena kadar gulanya rendah," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat menyampaikan saat ini pihaknya sudah memfasilitasi pembentukan asosiasi petani porang.

"Kalau kelompok tani karena petaninya perorangan lebih pas asosiasi karena tersebar di seluruh kota," kata dia.

Ia berharap dengan budi daya porang berkembang pesat dan hasil menjanjikan dengan waktu sembilan bulan sudah bisa panen dan tidak butuh lahan khusus dan tumbuh mudah.
Baca juga: Anggota DPD dorong petani Bali budi daya tanaman porang
Baca juga: Mentan: Permintaan ekspor komoditas porang meningkat
Baca juga: Balitbangtan lakukan inovasi atasi kelangkaan benih porang

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021