Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan pemberian edukasi terkait kesehatan dasar kepada wanita khususnya kelompok wanita rentan dapat meningkatkan kualitas hidup di komunitas masyarakat yang menjadi tempat wanita itu tinggal.

Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian PPPA Eko Novi Ariyanti menyebutkan pemberian edukasi itu sejalan dengan mandat yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk memberdayakan wanita sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan di Indonesia.

Baca juga: Dinkes DKI dukung Bayer edukasi kesehatan masyarakat rentan perkotaan

“Melalui pemberian edukasi seperti edukasi kesehatan kepada para wanita khususnya yang merupakan kelompok rentan itu benar- benar membuat perempuan berdaya. Pemberdayaan tidak hanya terjadi bagi dirinya sendiri tapi juga bagi masyarakatnya. Ia tidak hanya meningkatkan kualitas hidupnya tapi juga kualitas kehidupan keluarganya,” kata Eko Novi dalam sebuah webinar, Kamis.

Wanita kelompok rentan yang dimaksud oleh Novi adalah wanita yang mengalami kesulitan akses informasi, wanita yang menjadi ibu tunggal, wanita yang merupakan penyintas kekerasan atau bencana. Wanita- wanita itu dinilai membutuhkan lebih banyak pemberian edukasi agar dapat mandiri dengan baik.

Edukasi kepada masyarakat Indonesia terkait kesehatan memang perlu ditingkatkan, hal itu berdasar pada Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 menunjukan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat di Indonesia masih sangat rendah yaitu hanya sekitar 20 persen.

Pemberian edukasi soal kesehatan dengan menyasar para wanita yang masuk kelompok rentan menjadi salah satu cara tepat tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah soal kesehatan dasar juga berfungsi meningkatkan kualitas hidup sebuah komunitas.

Baca juga: Y.O.U hadirkan "YOU Deserve Better", dukung pemberdayaan wanita

Ia mengatakan para wanita yang sudah teredukasi itu tentunya akan menyebarkan informasi yang didapatkannya tidak hanya untuk keluarganya tapi juga ke orang- orang di komunitasnya dengan demikian kualitas hidup sebuah komunitas dapat meningkat.

Misalnya di tengah pandemi COVID-19, bagi wanita yang merupakan ibu rumah tangga namun sulit mendapatkan akses informasi soal menjaga kesehatan dan melindungi diri dari COVID-19 akhirnya mendapatkan pelatihan dari puskesmas atau relawan terkait imunitas tubuh tentunya ibu rumah tangga itu akan langsung membagikan informasi itu minimal pada keluarganya untuk diterapkan.

“Contoh lainnya saat ini Pemerintah Indonesia sedang sangat concern pada masalah stunting. Dengan diberdayakannya para wanita ini yang sudah diberi edukasi di komunitasnya tentu mereka dapat lebih efektif untuk mengajarkan dari dini cara- cara mencegah stunting ke komunitasnya. Kepada remaja- remaja perempuan di lingkungannya mereka bisa membagikan pentingnya memahami sistem reproduksi, kepada wanita muda yang hamil para wanita ini bisa membagikan kiat menjaga nutrisi agar di masa kehamilan bayi tetap ternutrisi dan tidak mengalami stunting,” kata Nova.

Untuk itu ia mendorong sektor- sektor lainnya tidak hanya pemerintah tapi juga swasta hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mendukung pemberian edukasi tentang kesehatan agar para wanita yang masuk dalam kelompok rentan dapat terberdayakan dan mampu membantu meningkatkan kualitas hidup di Indonesia.

Baca juga: Pelaku UMKM wanita bertambah di "e-commerce" selama pandemi

Baca juga: Kowani: Hari Ibu bukan "Mother's Day"

Baca juga: Ketua Kowani raih penghargaan atas prestasi bidang pemberdayaan


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021