Kuala Lumpur (ANTARA) - Dubes Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Hermono, menghadiri Hari Ulang Tahun Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia di Malaysia (AOMI) I di sekretariat organisasi tersebut Ampang Street Bazar Uptown 108 Jalan Ampang, Kuala Lumpur, Sabtu .

Hermono didampingi Wakil Dubes Agung Cahaya Sumirat, Korfung Konsuler Rijal Al Huda, Korfung Pensosbud Yoshi Iskandar, Korfung Politik Abelian Prajnya Yodha dan Atase Perhubungan Capt Supendi MM Tr.

Acara dihadiri sejumlah presidium AOMI diantaranya Hardjito, Khairul Hamzah, Jatim, Agastya dan M Sulthon serta sejumlah pimpinan ormas yang menjadi anggota AOMI, Pimpinan Garuda Malaysia Fredrik Kasiepo dan tamu undangan dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

Acara yang bertema "Memupuk Kebersamaan Dalam Keberagaman" diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan Malaysia Negaraku dan penampilan cuplikan video aktifitas AOMI.

Presidium AOMI, Hardjito dalam sambutannya mengatakan pihaknya telah mendampingi pemulangan 3.700 lebih Pekerja Migran Indonesia (PMI) kembali ke Tanah Air dan 200 orang diantaranya telah disubsidi.

"Ini adalah langkah yang dibulatkan pada 1 Mei 2020. Suasana saat itu seperti kuburan karena Malaysia 'lock down (MCO). Di Arraziq kami bertemu untuk membentuk AOMI," katanya.

Hardjito bercerita saat itu banyak pekerja yang kesulitan makanan kemudian pihaknya berkoordinasi dengan KBRI Kuala Lumpur untuk menyalurkan bantuan.

"Sebanyak 350 ribu paket sembako saat itu telah didistribusikan dan sebanyak 127 PMI telah dipulangkan," katanya.

Hardjito mengatakan dalam perjalanan satu tahun AOMI banyak sekali kekurangannya.

"Ini 'kerja gila' karena belum ada sebelumnya ormas menjemput dan mengantar PMI mengurus SPLP ke KBRI dan mengurus 'check out memo' (COM) ke imigrasi. Ke depan kami tidak hanya bantu PMI tetapi juga bantu warga negara Malaysia," katanya.

Sementara itu Dubes Hermono mengatakan usia satu tahun belum apa-apa seperti bayi belum bisa apa-apa apalagi wadah ini banyak ormas.

"Bisa menyatukan ormas merupakan prestasi sendiri karena dari dulu susah sebab masing-masing punya aspirasi sendiri. Semoga 20 ormas yang aktif jadi modal dasar untuk berkiprah," katanya.

Hermono mengatakan terdapat dua kegiatan besar yang menjadi latar belakang AOMI.

"Saat MCO AOMI telah melakukan pendampingan ke PMI dan keluarganya. Skema pendampingan yang diberikan 'win win solution'. Bagi PMI yang kesulitan COM dibantu walau bayar RM70 daripada jatuh ke calo-calo," katanya.

Hermono mengatakan PMI juga diuntungkan karena ada subsidi selain itu KBRI juga diuntungkan.

"Kami juga urus COM di Shah Alam. Kami diuntungkan karena ikut dibantu oleh ormas. Ormas diuntungkan ada pengalaman berorganisasi dan bermasyarakat," katanya.

Hermono menilai dalam satu tahun sukses AOMI sudah berlebihan sehingga organisasi ini akan menjadi korban kesuksesannya sendiri sehungga harus hati-hati.

"Kita tahu banyak ormas minta fasilitas yang sama dengan AOMI. Kita bukan memberi fasilitas tetapi minta tolong ke AOMI untuk membantu menyelesaikan masalah bukan memberikan fasilitas," katanya.

Dia meminta AOMI perlu transparansi dan akuntanbilitas dan kepercayaan yang diberikan KBRI kepada AOMI bukan cek kosong karena pihaknya juga memberikan evaluasi.

Baca juga: Garuda Indonesia terbangkan PMI program rekalibrasi dari Malaysia
Baca juga: Indonesia siapkan strategi pemulangan 40.000 PMI dari Malaysia
Baca juga: Puluhan PMI di Malaysia tes usap PCR sebelum pulang ke Medan

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021