Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) resmi membuka program inkubasi Startup Studio Indonesia gelombang kedua, yang akan berlangsung hingga Juli mendatang.

"Dalam tahap pembangunan dan pengembangan yang berdaya saing, early stage adalah tahap krusial," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam pembukaan yang berlangsung virtual, Senin.

Baca juga: MIKTI siapkan inkubasi daring "startup" siasati pandemi

Dari sejumlah program kementerian untuk mendukung perusahaan rintisan, Startup Studio untuk startup tahap early stage atau pemula agar bisa mengembangkan potensi bisnisnya.

Gelombang kedua ini diikuti 15 startup yang terpilih dari 1.063 pendaftar untuk mengikuti pelatihan dan diskusi bersama mentor yang terdiri dari para pendiri dan praktisi startup yang kini masih aktif, antara lain Grady Laksomo dari Moka POS, Jonathan Sudharta dari Halodoc dan Amanda Cole dari Sayurbox.

Kominfo memprioritaskan enam sektor bisnis perusahaan rintisan pada program ini, yaitu logsitik, pendidikan, maritim, kesehatan, pariwisata dan agrikultur. Startup yang bisa mengikuti program ini adalah yang memiliki minimum valuable product (MVP) dan traction selama minimal tiga bulan.

Selain itu, Startup Studio juga memberikan syarat perusahaan sedang dalam proses validasi product-market fit, telah berbadan hukum dan dalam tahap pendanaan angel investor, pre-seed, seed, pre-seires A dan series A.

Baca juga: Telkom kembali gelar program inkubasi startup digital

Ke-15 startup yang terpilih pada gelombang kedua ini adalah ALIA, Appskep, AVTER, Cerah.co, Dibimbing.id, Legalku, LingoTalk, MyDoctors, Ovento, Prieds, Rahsa Nusantara, SejutaCita, Shieldtag, Tebengan dan Wehelpyou.

Program Startup Studio fokus pada pelatihan tentang product-market fit, kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar dan target pelanggan, serta akses ke jejaring bisnis.

Semuel mengharapkan program ini selain bisa memberikan pelatihan dan diskusi dengan mentor, para startup juga kolaborasi satu sama lain untuk mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia, yang berpotensi sangat besar.

Kominfo mengutip situs Startup Ranking, Indonesia merupakan negara kelima yang memiliki startup terbanyak, dengan jumlah mencapai 2.229 startup. Di kawasan Asia, Indonesia menjadi terbesar kedua setelah India.

Indonesia tentu membutuhkan talenta digital yang memiliki keahlian kuat agar bisa mengembangkan startup digital.

Baca juga: Kemnaker selenggarakan program inkubasi bisnis bagi startup

Baca juga: Kemenperin lanjutkan kembangkan inkubasi bisnis rintisan

Baca juga: 8 perusahaan rintisan masuk tahap inkubasi Appcelerate

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021