Jakarta (ANTARA) - Ragam peristiwa di Indonesia terjadi pada Senin (3/5) disiarkan ANTARA dan masih layak anda baca kembali untuk informasi pagi ini.

1. Dewan Pers: Kebebasan pers hadapi disrupsi media sosial

Anggota Dewan Pers Ahmad Djauhar mengatakan kebebasan pers yang semakin membaik saat ini, dihadapkan pada disrupsi yang salah satunya berasal dari perkembangan media sosial.

"Masih terdapat beberapa 'kerikil tajam' yang sering mendisrupsi kemerdekaan dan kebebasan pers itu, terutama di provinsi tertentu. Disrupsi itu kadang berasal dari teknologi, yakni media sosial yang tidak mengusung jurnalisme," ujar Ahmad Djauhar dihubungi dari Jakarta, Senin.

Selengkapnya baca disini

2. KSP: Media massa jembatan kebebasan berekspresi publik

Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani mengatakan di tengah pesatnya perkembangan dunia digital termasuk media sosial, media massa dituntut berperan menjembatani kebebasan berekspresi publik dengan tetap menjaga objektivitas pemberitaan.

Pandangan tersebut disampaikan Jaleswari bertepatan dengan peringatan World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Sedunia, Senin 3 Mei 2021.

Selengkapnya baca disini

3. BPIP: Pancasila harus masuk dalam proses pengajaran

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rikard Bangun mengatakan pancasila harus dimasukkan ke dalam proses pengajaran kepada anak didik.

"Hal itu bisa melalui kurikulum dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi," kata dia pada dialog kebangsaan pancasila dalam kurikulum secara virtual di Jakarta, Senin.

Selengkapnya baca disini

4. MPR: Perkuat perlindungan jurnalis melalui revisi UU ITE

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah memperkuat perlindungan kepada jurnalis dengan tetap melaksanakan revisi terhadap UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Saya meminta pemerintah memperkuat perlindungan kepada jurnalis, dengan tetap melaksanakan revisi terhadap UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, agar jurnalis mendapatkan kepastian keamanan dalam menjalankan tugas," kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin.

Selengkapnya baca disini

5. AJI: Pelaku kekerasan terhadap jurnalis paling banyak adalah polisi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat pelaku kekerasan terhadap jurnalis paling banyak adalah aparat kepolisian.

Berdasarkan catatan AJI sepanjang Mei 2020 sampai Mei 2021, dari total 90 kasus kekerasan terhadap jurnalis, sebanyak 70 persen di antaranya dilakukan polisi.

Selengkapnya baca disini

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021