Ternyata, setelah satu tahun berlalu, ekonomi Indonesia mampu bertahan dari tekanan
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan realisasi produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021, yang sedikit kontraksi, yakni 0,74 persen secara tahunan (year on year/yoy) menunjukkan ekonomi domestik mampu bertahan dan pulih dengan cepat di tengah tekanan pandemi COVID-19.

"Selisih tipis, yang hanya sebesar -0,74 persen secara tahunan dibanding masa sebelum pandemi, menunjukkan perekonomian kita sanggup bertahan," kata Arif saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Pada kuartal I tahun lalu, menurut Arif, kondisi perekonomian Indonesia dapat disimpulkan belum terkena dampak pandemi COVID-19, mengingat kasus pertama COVID-19 di Tanah Air baru ditemukan pada 2 Maret 2020.

Bahkan, ujar dia, sempat terjadi penguatan kegiatan ekonomi pada akhir Maret 2020 karena adanya panic buying atas beberapa jenis barang tertentu, terutama produk kesehatan dan kebutuhan pokok.

Setelah itu, dampak pandemi COVID-19 mulai terasa ke berbagai sektor perekonomian.

"Ternyata, setelah satu tahun berlalu, ekonomi Indonesia mampu bertahan dari tekanan," ujar Arif, sembari menyebutkan koreksi tipis sebesar -0,74 persen dari laju pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: BPS catat ekonomi triwulan I-2021 terkontraksi 0,74 persen

Namun, katanya, dampak pandemi COVID-19 memang masih membayangi ekonomi domestik, baik terhadap pasokan dan juga permintaan.

Maka dari itu, pemerintah harus terus meningkatkan kerja sama dengan otoritas lain, seperti otoritas moneter Bank Indonesia untuk memperbaiki pasokan dan permintaan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 64,56 persen PDB menurut lapangan usaha di kuartal I (yoy) berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Hal itu tersebut mengindasikan sektor riil sudah bergerak lebih produktif dibandingkan sebelumnya.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia juga tercatat surplus pada kuartal I 2021 dengan pertumbuhan ekspor 6,74 persen, dan kenaikan impor yang masih terkendali di 5,27 persen.

Menurut BPS, berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2021 terdiri atas konsumsi minus 2,23 persen, investasi minus 0,23 persen, belanja pemerintah 2,96 persen, ekspor 6,74 persen, dan impor 5,27 persen.

Baca juga: Survei: Tren persepsi kondisi ekonomi setahun terakhir membaik
Baca juga: Menkeu katakan tahun depan tantangan pemulihan ekonomi masih tinggi

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021