Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono di hadapan anggota Komisi I DPR RI menyampaikan kondisi KRI Nanggala-402 dalam keadaan layak dan siap mengikuti latihan tempur sebelum karam.

Yudo menerangkan riwayat kondisi KRI Nanggala-402 itu saat rapat kerja bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

KRI Nanggala-402, Yudo menjelaskan, telah menjalani perawatan menyeluruh (overhaul) di galangan kapal di Korea Selatan pada 2012. Kemudian setelah perawatan menyeluruh, KRI Nanggala-402 rutin menjalani pemeliharaan tingkat menengah dari 2014-2021.

“Tiap tahun dilaksanakan pemeliharaan tingkat menengah di Kotama (Komando Utama) hingga 2020 ada pemeliharaan menengah dan docking, sementara dalam rangka latihan pada 2021 dilaksanakan pemeliharaan tingkat menengah,” terang Yudo.

Baca juga: China kerahkan 48 penyelam bantu evakuasi KRI Nanggala
Baca juga: TNI AL akui kesulitan evakuasi KRI Nanggala
Baca juga: Keluarga korban KRI Nanggala di Tulungagung terima bantuan SIM gratis


Sementara itu dari sisi kesiapan tempur, kepala staf Angkatan Laut menerangkan KRI Nanggala-402 rutin terlibat latihan perang, termasuk penembakan rudal dan torpedo.

“Latihan penembakan torpedo dari kapal selam merupakan kegiatan rutin yang bertujuan melatih kemampuan para prajurit. Dengan demikian, dapat dikatakan KRI Nanggala-402 sudah sering dan terbiasa melaksanakan penembakan torpedo shoot baik dengan kepala perang (warhead) maupun kepala latihan (exercise) dengan berbagai sasaran,” kata Laksamana TNI Yudo Margono saat rapat kerja.

Ia lanjut menyebut KRI Nanggala-402 setidaknya telah terlibat dalam 17 kali latihan penembakan torpedo, baik yang berjenis warhead dan excercise.

“Dua kali (KRI Nanggala-402) melaksanakan penembakan kepala perang, (dan) mengenai sasaran dan sasaran tenggelam. Dan, di latihan Laut Bali tersebut, KRI Nanggala-402 juga pernah mengenai satu sasaran menggunakan torpedo kepala perang,” kata Yudo menerangkan.

Sementara itu, sebelum karam saat tengah latihan penembakan torpedo, KRI Nanggala-402 juga telah melalui latihan gladi tugas tempur (glagaspur) tingkat 1 dan tingkat 2 yang berlangsung pada Juli-Agustus 2020.

Hasil dari gladi itu berlaku sampai dua tahun.

“Sehingga, dari sisi kesiapan latihan, KRI Nanggala masih layak untuk melaksanakan latihan, karena sudah diuji gladi tugas tempur tingkat 1 dan tingkat 2 sebagai persyaratan untuk kapal-kapal,” sebut Yudo menerangkan.

Dalam paparan mengenai riwayat latihan yang ditayangkan di layar, Kasal menunjukkan KRI Nanggala-402 pernah terlibat latihan penembakan torpedo setidaknya di beberapa lokasi, antara lain di perairan sekitar Kepulauan Natuna; Selat Sunda; perairan dekat Sangata, Kalimantan Timur; Samudera Hindia; perairan dekat Bawean, Jawa Timur; dan perairan utara Pulau Bali, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

KRI Nanggala-402 ditemukan karam di perairan utara Pulau Bali pada 25 April 2021. Kapal selam itu karam setelah menyelam di perairan utara Bali pada 21 April 2021 untuk latihan penembakan rudal C802 dan torpedo kepala perang (warhead).

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021