Hampir sebagian besar siswa mengikuti kegiatan uji coba sekolah tatap muka. Memang siswa tidak dipaksakan untuk mengikutinya, tetapi ternyata banyak yang memilih mengikuti uji coba,
Yogyakarta (ANTARA) - Uji coba sekolah tatap muka yang digelar di Kota Yogyakarta untuk jenjang SD dan SMP selama hampir dua pekan dinilai berjalan cukup baik dan 80 hingga 90 persen siswa memilih mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah.

“Hampir sebagian besar siswa mengikuti kegiatan uji coba sekolah tatap muka. Memang siswa tidak dipaksakan untuk mengikutinya, tetapi ternyata banyak yang memilih mengikuti uji coba,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budhi Asrori di Yogyakarta, Minggu.

Ia pun mencontohkan beberapa sekolah seperti di SD Serayu yang dalam satu angkatan kelas memiliki total 121 siswa terdapat 21 yang tidak mengikuti uji coba tatap muka. Begitu pula di SMP Negeri 1 Yogyakarta dari 253 siswa kelas 7 yang tidak berangkat 17 siswa, dan di kelas 8 yang tidak masuk 40 siswa dari 274 siswa.

“Uji coba sekolah tatap muka ini merupakan layanan yang disiapkan sekolah dan siswa yang mengikutinya pun harus atas persetujuan orang tua,” katanya.

Khusus untuk penerapan protokol kesehatan COVID-19, ia mengatakan, sekolah sudah memiliki standar operasional prosedur seperti pengecekan suhu dua kali saat siswa datang dan saat akan pulang sekolah.

Siswa pun diwajibkan untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dan duduk di tempat duduk yang sudah ditetapkan. Pembatasan jumlah siswa pun diterapkan untuk memastikan protokol jaga jarak.

“Pada dasarnya, saat siswa sudah ada di kelas, justru tidak ada terlalu banyak pergerakan. Mungkin hanya izin ke toilet saja. Ini menjadi bagian dari protokol kesehatan yang bagus,” katanya.

Proses penjemputan siswa saat akan pulang sekolah pun diatur secara ketat agar tidak terjadi kerumunan. “Kami pun meminta sekolah untuk melakukan semacam skrining kesehatan tiap hari ke siswa dan orang tua siswa,” katanya.

Setiap hari, sekolah akan menanyakan status atau kondisi kesehatan siswa dan anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan siswa. “Jika siswa atau ada anggota keluarga lain yang sakit, maka siswa diminta tidak datang ke sekolah,” katanya.

Berbagai upaya tersebut dilakukan sebagai upaya agar tidak muncul klaster penularan COVID-19 dari proses ujicoba sekolah tatap muka.

Sedangkan untuk materi pembelajaran yang diajarkan selama sekolah tatap muka lebih diarahkan pada pendidikan karakter sebagai upaya relaksasi bagi anak agar nantinya kembali terbiasa belajar di sekolah.

“Selama pandemi, mereka hanya bersekolah dari rumah melalui zoom. Saat uji coba ini, maka siswa dibiasakan kembali untuk menjalani kegiatan di sekolah. Makanya, lebih banyak pada pembentukan karakter,” katanya.

Kegiatan ujicoba sekolah tatap muka akan dilanjutkan usai libur Lebaran. “Untuk jumlah sekolah yang akan mengikutinya memang masih akan dievaluasi. Apakah akan ditambah atau cukup dilakukan di lima SD dan lima SMP dulu seperti sekarang,” demikian Budhi Asrori .

Baca juga: Yogyakarta hentikan sekolah tatap muka jika wilayah zona oranye-merah

Baca juga: Disdikpora DIY tunjuk 10 sekolah percontohan pembelajaran tatap muka

Baca juga: Yogyakarta lengkapi sarpas pencegahan COVID-19 di sekolah

 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021