Jakarta (ANTARA) - Emiten produsen pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) optimistis pendapatan perseroan akan meningkat pada semester kedua 2021 seiring membaiknya permintaan terhadap hasil perkebunan sawit.

Sepanjang Januari-Maret 2021, SAMF mengantongi pendapatan mencapai Rp296,72 miliar atau tumbuh 14,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp260,22 miliar.

"Walau di tengah pandemi COVID-19, kami masih mampu meningkatkan pendapatan. Bahkan, kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja," ujar Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Menurut Yahya, membaiknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) saat ini praktis meningkatkan aktivitas di perkebunan sawit.Baca juga: VICI targetkan pertahankan pertumbuhan pendapatan dan laba dua digit

Selain itu, optimisme perseroan juga ditopang oleh harapan mulusnya upaya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah.

"Peningkatan harga CPO dan meningkatnya aktifitas perkebunan sawit mendorong permintaan pupuk NPK juga meningkat. Ujungnya, penjualan pupuk kami pun ikut terdongkrak," kata Yahya.

Optimisme itu juga selaras dengan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) yang memperkirakan harga CPO akan berkisar 850-900 dolar AS per ton pada 2021.

"Saat ini, harga CPO membaik. Di catatan kami posisi harga ada di angka Rp11 ribu per kilogram. Karena itu, gairah petani untuk pemupukan menjadi tinggi sehingga ini tentu saja membuat kami optimistis pada 2021," ujar Yahya.

Pada 2020, dari hasil melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menggenjot belanja modal (capital expenditure/capex) untuk peningkatan kapasitas pabrik di medan 2 sebesar 80.000 ton per tahun dan pabrik di Sampit sebesar 80.000 ton per tahun.

Baca juga: Tercatat di BEI, emiten ternak unggas kejar pendapatan Rp4,3 triliun

Pasca penambahan itu, total kapasitas meningkat dari 440.000 ton per tahun menjadi 600.000 ton per tahun yang telah efektif operasional pada triwulan III dan IV tahun 2020.

"Peningkatan kapasitas itu menambah optimisme perseroan untuk meningkatkan penjualan pada tahun 2021," kata Yahya.

Optimisme membukukan kinerja positif pada 2021 merujuk pada kinerja keuangan perseroan 2020 yang cukup baik. Bahkan pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp52,78 miliar, dimana pada 2019 laba bersih Saraswanti tercatat sebesar Rp86,83 miliar.

Laba bersih Saraswanti pada 2020 tercatat melonjak 36 persen dibandingkan 2019, yakni menjadi Rp118 miliar. Hal itu seiring dengan penjualan yang bertumbuh 10 persen dari Rp1,28 triliun menjadi Rp1,4 triliun pada 2020.

Saraswanti yang berdiri sejak 1998 merupakan produsen pupuk NPK (nitrogen, phospat, dan kalium) untuk segmen non subsidi. Saat ini perseroan memiliki lima pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 ribu ton per tahun yang tersebar di beberapa kota yaitu Mojokerto (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), dan Sampit (Kalimantan Tengah).

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021