Bandung (ANTARA News) - Produsen vaksin Iran akan menjalin kerjasama dengan PT Bio Farma (Persero) dalam pengembangan produksi vaksin BCG, kata Keivan Shokrae, Bussines Development Center Manager Pasteur Institut of Iran pada Sidang Tahunan Ke-6 IDB-SRVP 2010 di Bandung, Sabtu.

"Sepertihalnya PT Bio Farma, kami punya sejarah panjangn. Kami akan bekerjasama dengan saudara kami, Bio Farma dalam pengembangan vaksin," kata Keivan.

Menurut Keivan, kerjasama itu cukup strategis bagi kedua produsen vaksin itu dan Iran menganggap membutuhkan Indonesia yang dinilai lebih berpengalaman dalam industri vaksin.

Di lain pihak, Bio Farma berencana menggunakan "Sid" untuk produksi vaksin BCG atau untuk vaksin tubercolusa.

Menurut Keivan, selama ini Iran telah mampu memproduksi beberapa jenis vaksin, namun masih dilakukan secara tradisional. Oleh karena itu Iran merasa perlu belajar banyak dari Indonesia.

Salah satu pilihan Iran untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam pengembangan vaksin, kata dia karena Indonesia memiliki industri vaksin yang telah diakui badan kesehatan dunia (WHO) yakni Bio Farma.

Selain itu Indonesia memiliki pengawas regulasi, yakni BPOM yang juga telah mendapat pengakuan dari lembaga kesehatan dunia itu.

Iran, kata dia, memiliki kemampuan dalam industri vaksi, namun sejauh ini belum satu pun produk yang mendapat pre kualifikasi dari WHO.

"Kami belum memiliki National Authority of Food & Drugs Control (NAFDC) yang mendapat pengakuan WHO. Kami sebagai partner bukan kompetitor," kata Keivan Shokrae.

Sementara itu Kepala Humas PT Bio Farma (Persero), Tedy Herawan membenarkan ada kerjasama pengembangan vaksin BCG dengan perusahaan vaksin asal Iran.

"Penjajakannya sudah dilakukan setahun lalu, rencananya kami akan menggunakan Sid yang mereka gunakan untuk memproduksi vaksin BCG. Sid yang mereka gunakan cocok untuk memproduksi vaksin di Indonesia," kata Tedy. (*)

ANT/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010