Medan (ANTARA) - Kuda sewa yang beroperasi di Istana Maimun Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Sukaraja, Kota Medan, Sumatera Utara  pada Hari Raya Lebaran ketiga, Sabtu, kurang diminati pengunjung karena situasi pandemi COVID-19.

"Selama Lebaran ini, pendapatan sewa kuda dari pengunjung/masyarakat berkurang,dan tidak sesuai yang diharapkan," ujar Azai (32), pengelola kuda sewa di Istana Maimun Medan, Sabtu.

Ia menyebutkan, jumlah kuda sewa yang ada di Istana Maimun tiga ekor. Ketiga kuda tersebut merupakan kuda lokal dan memiliki tubuh kecil.Dan tidak seperti kuda asal Sumbawa memiliki tubuh besar, kokoh dan kuat.

"Biaya menunggang kuda tersebut hanya Rp20.000 per orang, dan sekali keliling di lapangan Istana Maimun," ujarnya.

Baca juga: Istana Maimun Medan pada Lebaran ketiga terlihat sepi
Baca juga: Istana Maimun paling banyak dikunjungi wisatawan di Medan


Zai mengatakan, pendapatan satu hari hanya berkisar Rp200.000 hingga Rp300.000.Sebelum terjadi pandemi COVID-19, penghasilan bisa mencapai Rp1.000.000. "Saat ini, benar-benar penghasil jatuh, dan tidak bisa membawa uang banyak ke rumah," kata warga Medan Polonia itu.

Istana Maimun adalah istana kebesaran Kesultanan Deli dengan warna kuningnya (kuning merupakan warna kerajaan Melayu) dan khas gaya seni bina Melayu di pesisir timur. Istana Maimun ini dirancang oleh seorang arsitek dari Itali dan disiapkan pada tahun 1888 semasa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.

Istana Maimum memiliki luas 2.772 meter persegi dan mempunyai 30 bilik. Istana Maimun menarik minat wisatawan dari Mancanegara, Eropa, Asia dan Nusantara, karena berbentuk kebudayaan Melayu, Islam, Sepanyol, India dan Itali.

Istana Maimun tersebut masih didiami oleh keluarga–keluarga sultan.Ruangan pertemuan, foto–foto keluarga kerajaan Deli, perabot rumah tangga Belanda kuno dan pelbagai senjata, terbuka bagi masyarakat yang ingin mengunjunginya. Di istana ini pula terdapat Meriam Puntung yang merupakan peninggalan sejarah daripada kerajaan Deli.

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021