Caranya, tanahnya jangan dibuat mahal, izinnya diurus oleh negara, insentifnya kita kasih. Jadi jangan investor datang merasa takut duluan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan strategi untuk menarik investor ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu di Sulawesi Tengah, yakni dengan tidak meninggikan harga lahan dan memberikan insentif kepada investor.

Hal itu diungkapkan Bahlil dalam kunjungan kerjanya ke KEK Palu, Sulawesi Tengah, Rabu. Ia optimis pengembangan KEK Palu dapat berjalan baik seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah, dengan reformulasi strategi tersebut.

"Jangan sampai kita berpikir menjadi kontraktor properti. Kalau kita buat kesepakatan, maka proses promosinya ditarik oleh negara, jadi tidak lagi KEK jalan sendiri. Caranya, tanahnya jangan dibuat mahal, izinnya diurus oleh negara, insentifnya kita kasih. Jadi jangan investor datang merasa takut duluan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Bahlil mengungkapkan dirinya diberi perintah khusus oleh Presiden Jokowi untuk mengunjungi 15 KEK, termasuk KEK Palu di Sulawesi Tengah, untuk melihat secara langsung kondisi KEK Palu dan membuat formulasi yang diperlukan untuk mendorong percepatan pengisian tenant (penyewa).

Menurut Bahlil, permasalahan yang dihadapi oleh KEK Palu saat ini yaitu terkait infrastruktur dan tenant.

"KEK jangan menjadi kawasan industri tanah. Perlu ada formulasi kebijakan untuk menarik tenant ke KEK Palu. Ini harus kita selesaikan. Bila perlu kita akan membuat kebijakan investasi yang memberikan insentif lebih dibandingkan KEK lain. Karena KEK Palu ini masuk dalam PSN (Proyek Strategis Nasional) dan strategi pengembangan kawasan timur yang menjadi perhatian khusus pemerintah pusat," katanya.

KEK Palu di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kawasan pertama yang didesain pemerintah sebagai pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di koridor ekonomi Sulawesi.

Saat ini, telah ada enam tenant yang menempati 400 hektare, dari total 1.500 hektare lahan yang tersedia. Ada pun enam tenant tersebut bergerak di sektor industri aspal, keramik, furnitur, pertanian dan pengolahannya.

Bahlil menegaskan bahwa tujuan dari pembangunan KEK dan kawasan industri lainnya adalah mempermudah investor dari sisi perizinan dan implementasi sehingga belanja modal (capital expenditure/capex) tidak mahal, dan pada akhirnya menarik minat investor untuk melakukan hilirisasi industri.

Andi Mulhanan Tombolotutu, Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah, yang merupakan Badan Usaha Pengelola (BUP) KEK Palu, mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan KEK Palu yaitu infrastruktur dalam kawasan.

Hal tersebut dikarenakan adanya kesulitan pendanaan akibat pengalihan pendanaan untuk pemulihan bencana yang terjadi 2018 lalu, dan adanya pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2019 akhir. Sehingga saat ini pihak pengelola bekerja keras mencari mitra untuk membangun infrastruktur di dalam kawasan, seperti jalan, drainase, air, gas, listrik, dan sarana penunjang lainnya.

"Mudah-mudahan dengan kehadiran Pak Menteri, kita bisa didukung dalam pembangunan infrastruktur dalam kawasan dan menghadirkan anchor tenant untuk membantu kami membangun dan mengelola KEK Palu. Seperti yang di Batang dan Kendal, Jawa Tengah. Dua poin itu saja. Kalau dari sisi geostrategis dan geoekonomis, KEK Palu ini sangat unggul dari yang lain-lain," jelas Mulhanan.

Rencana pembangunan KEK Palu ini mencapai Rp8,7 triliun, dengan rencana investasi yang masuk sebesar Rp92,4 triliun. Ke depan, KEK Palu ini diproyeksikan dapat menyerap sebanyak 97.500 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Baca juga: Menteri Bahlil nilai perlu dukungan APBN bangun infrastruktur KEK Palu
Baca juga: KEK Palu peroleh investasi Rp8,7 triliun dari perusahaan Kanada
Baca juga: BUMN China investasi Rp120 triliun di Kawasan Ekonomi Khusus Palu

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021