Kita semua perlu terus menjaga optimisme dengan terjadinya tren pemulihan ini, meski tidak boleh membuat kita lengah bahkan harus tetap waspada karena ketidakpastian masih tinggi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan sebanyak 22 juta dosis telah diberikan kepada masyarakat hingga pertengahan Mei 2021.

"Percepatan pelaksanaan vaksinasi akan terus dilakukan oleh pemerintah," katanya dalam Rapat Paripurna DPR dengan agenda Penyampaian KEM PPKF RAPBN 2022 di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan tetap memastikan keberlangsungan program ini meskipun Indonesia termasuk negara yang cepat dalam menyediakan suplai vaksin dalam rangka mencapai target herd immunity.

Baca juga: Penerima vaksin lengkap warga Indonesia bertambah 119.035 jiwa

Tak hanya itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan aspek lain yang mendukung pengendalian kasus COVID-19 seperti tes, lacak, dan isolasi (TLI), kapasitas perawatan, penerapan protokol kesehatan, serta pembatasan aktivitas.

Hal tersebut dilakukan mengingat gelombang baru kasus COVID-19 yang melonjak di berbagai negara termasuk Indonesia sejak awal 2021 sehingga pemerintah pun harus mengendalikannya dengan kebijakan PPKM mikro.

Terlebih lagi, lonjakan kasus COVID-19 di India yang menjalar ke berbagai belahan dunia turut menimbulkan bayangan ketidakpastian dan risiko pelemahan ekonomi global maupun domestik.

"Pemerintah melakukan langkah pengendalian COVID-19 skala mikro dengan memobilisasi seluruh elemen pemerintahan hingga ke tingkat desa," ujarnya.

Meski demikian, ia menuturkan ekonomi Indonesia sudah berada pada trajektori pemulihan yakni ditunjukkan melalui indikator PMI manufaktur pada April 2021 yang mencapai 54,6.

Perkembangan positif tersebut menunjukkan adanya sinyal kuat perbaikan pada kondisi bisnis seiring dengan naiknya permintaan baru termasuk dari luar negeri.

Selanjutnya, ekonomi triwulan I 2021 juga terus membaik meski masih mengalami kontraksi 0,74 persen akibat kenaikan kasus COVID-19 pada awal 2021 yang menyebabkan dilakukan pengetatan mobilitas sehingga menahan kegiatan terutama konsumsi.

Seluruh komponen aktivitas perekonomian turut melanjutkan tren pemulihan seperti tingkat pengangguran telah menurun menjadi 6,26 persen per Februari 2021 dari sebelumnya 7,07 persen per Agustus 2020.

"Kita semua perlu terus menjaga optimisme dengan terjadinya tren pemulihan ini, meski tidak boleh membuat kita lengah bahkan harus tetap waspada karena ketidakpastian masih tinggi. Kerja keras belum selesai," tegasnya.

Baca juga: Sri Mulyani: RI masuk 10 besar negara lakukan vaksinasi terbanyak
Baca juga: Sri Mulyani ingatkan masyarakat tak terlena meski sudah vaksin COVID

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021