Jakarta (ANTARA) - Direktur riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kebijakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disertai dengan Kartu Prakerja merupakan kombinasi yang melengkapi untuk penciptaan lapangan kerja.

"Masalah yang dihadapi KUR di tengah pandemi ini adalah demand-nya yang terbatas, dan saya kira ini menjadi suatu kombinasi yang sangat bagus nanti dengan Kartu Prakerja, karena Kartu Prakerja ini, sesuai hasil survei, itu tingkat wirausahanya meningkat," ujar Piter di Jakarta, Kamis.

Piter menjelaskan penyaluran KUR sangat dibutuhkan untuk menggerakan kinerja perekonomian, terutama bagi pelaku usaha dengan skala mikro yang membutuhkan permodalan untuk bertahan dalam kondisi pandemi COVID-19.

Baca juga: Anggota DPR: Kenaikan plafon KUR upaya dorong pemulihan ekonomi

"Pemerintah ingin membantu UMKM dengan cara meningkatkan sisi supply kredit. Dengan upaya antara lain peningkatan plafon KUR, kemudian suku bunganya diturunkan. Ini harapannya bisa membantu UMKM," kata Piter.

Di sisi lain, Piter mengatakan program kartu prakerja yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dapat memperbaiki daya saing pekerja, serta mampu memenuhi persyaratan pekerja bagi kebutuhan industri yang makin kompetitif.

Namun, ia menggarisbawahi, program tersebut masih membutuhkan proses evaluasi dan perbaikan agar pelaksanaannya makin sempurna dan makin efektif untuk memberikan dampak kepada perbaikan skill para pekerja.

"Sebelum ada program yang terbukti lebih baik, kartu prakerja sangat layak untuk dilanjutkan. Sebagai peneliti saya tentu saja percaya dan bersandar kepada hasil-hasil penelitian yang dilakukan secara benar," kata Piter.

Baca juga: BNI berikan KUR untuk dukung UKM pengekspor tanaman hias

Sebelumnya, hasil survei lembaga independen Cyrus Network menyatakan 80,9 persen responden setuju dan 15,1 persen responden sangat setuju bahwa setelah mengikuti pelatihan program kartu prakerja mereka memiliki tambahan keterampilan.

Hasil survei lainnya juga memaparkan sebanyak 72 persen responden setuju dan 26 persen sangat setuju bahwa program kartu prakerja dapat berfungsi sebagai jaring pengamanan sosial dalam kondisi saat ini.

Sebanyak 98,4 persen alumni penerima program kartu prakerja juga menyatakan setuju program tersebut tetap dilanjutkan karena memberikan banyak manfaat dan mampu meningkatkan daya saing di tempat kerja.

Sebelumnya, Cyrus Network yang bekerja sama dengan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) melakukan telesurvei pada periode 1-5 Mei 2021.

Populasi yang disurvei adalah seluruh penerima Program Kartu Prakerja dari gelombang 1 sampai gelombang 11, yang diambil sampel secara acak sebanyak 2.000 responden menggunakan metode simple random sampling, dengan Margin of Error sebesar ± 2,24 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021