Jakarta (ANTARA) - Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Tangerang Selatan menangkap pria yang menganiaya anak perempuan di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis malam.

“Pukul 21.30 WIB, tim yang sudah dibentuk Satreskrim Polres Tangsel berhasil mengamankan tersangka insial WH di mana yang bersangkutan ayah dari korban sebagaimana viral di facebook,” kata Kapolres Tangsel AKBP Iman Imanuddin dalam jumpa pers yang ditayangkan di akun Instagram Polres Tangsel @humaspolrestangsel yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Saat ini, kata Iman, penyidik masih memeriksa tersangka WH.

Sementara, anak perempuan (5 tahun) yang menjadi korban penganiayaan, ujar Iman, sedang dalam proses konseling untuk pencegahan trauma. Polres Tangsel bekerja sama dengan pemerintah kota Tangsel dan Kodim 0506/Tangerang untuk menindaklanjuti kasus ini.

“Sang anak, saat ini Alhamdulillah sudah mau berkomunikasi dan sedang dalam assesment untuk psikologisnya,” ujarnya.

Iman mengatakan motif pelaku WH menganiaya anak perempuannya karena WH cemburu terhadap ibu kandung sang anak yang merupakan mantan istrinya. WH dan Ibu kandung sang anak sudah bercerai. Kini, Ibu kandung sang anak, kata Iman, bekerja di Malaysia.

“Kecemburuan terhadap ibu anak tersebut sehingga melampiaskan kepada anak,” ujar Iman.

Polisi akan menjerat WH dengan Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman 5 tahun penjara ditambah dengan sepertiga dari ancaman pidana tersebut.

WH diduga sudah dua kali melakukan kekerasan terhadap anak.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan kekerasan dilakukan oleh seorang pria kepada anak perempuan beredar viral di media sosial pada Kamis sore. Peristiwa dalam video tersebut disebutkan terjadi di Pondok Jagung, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Baca juga: Polisi tetapkan empat tersangka kasus kekerasan anak di Temanggung
Baca juga: Optimalisasi peran forum anak tekan kasus kekerasan anak
Baca juga: Kasus kekerasan perempuan dan anak di Sultra meningkat saat pandemi


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021