Sampai dengan Mei 2021 perseroan sudah memperoleh kontrak baru sebesar Rp5,8 triliun dan kita optimistis target Rp30,1 triliun akan tercapai
Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk, BUMN konstruksi dan investasi, optimistis perolehan target kontrak baru sebesar Rp30,1 triliun selama 2021 akan tercapai meskipun diakui perlu strategi dan inovasi khusus serta harus menghadapi persaingan ketat selama masa pandemi.

"Sampai dengan Mei 2021 perseroan sudah memperoleh kontrak baru sebesar Rp5,8 triliun dan kita optimistis target Rp30,1 triliun akan tercapai," kata Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa.

Dikatakan, sejumlah proyek yang tahun ini sedang dikerjakan perseroan sebagian besar berupa infrastruktur seperti pembangunan jalan tol di berbagai daerah, serta pembangunan berbagai gedung.

Novel mengatakan, salah satu proyek besar yang dikerjakan perseroan adalah pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Itu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digagas oleh Pemerintah yang bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia.

Oleh karena itu, Perseroan selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia.

KIT Batang terletak di Kabupaten Batang yang memiliki total luas lahan 4.300 hektare. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.

Dikatakan, KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru di mana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

"Di Kawasan Industri Terpadu itu saat ini sudah ada tenan perusahaan kaca asal Korea Selatan yang membangun di wilayah itu dan diharapkan diikuti oleh perusahaan lain," katanya.

Di dalam RUPS Tahunan tersebut, terdapat 10 mata acara yang dipaparkan kepada pemegang saham. PP melaporkan kinerja perusahaan untuk Tahun Buku 2020 di mana pendapatan usaha Rp15,83 triliun dengan laba bersih Rp266 miliar.

Pemegang Saham PTPP dalam RUPS Tahunan itu juga telah menyetujui penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp128 miliar ditetapkan seluruhnya menjadi dana cadangan perusahaan.

"Dalam RUPST tadi kita tidak membagikan deviden," katanya.

Dalam RUPST juga disetujui adanya perubahan susunan pengurus perseroan, sehingga untuk di Komisaris menjadi Andi Gani Nena Wea (Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen), Nur Rochmad (Komisaris Independen), Letjend. (Purn) Sumardi (Komisaris), Ernadhi Sudarmanto (Komisaris), S. Hedy Rahadian (Komisaris), serta Loso Judijanto (Komisaris).

Sementara untuk jajaran direksi adalah Novel Arsyad (Direktur Utama), Yul Ari Pramuraharjo (Direktur Strategi Korporasi dan HCM), Agus Purbianto (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko), Anton Satyo Hendriatmo (Direktur Operasi 1), M. Toha Fauzi (Direktur Operasi 2), serta Eddy Herman Harun (Direktur Operasi 3).

Baca juga: PP lakukan "topping off" Maritime Tower

Baca juga: PT PP akan jadi andalan di infrastruktur pelabuhan, EPC dan pembangkit

Baca juga: PT PP targetkan pembangunan KIT Batang Klaster 1 Fase 1 tuntas 2021

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021