Hingga Maret 2021, sudah lebih dari 15 juta pelaku UMKM telah melakukan onboarding dan juga tergabung melalui GBBI
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menekankan pentingnya literasi digital kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Semuel, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan literasi digital perlu ditumbuhkan agar UMKM tidak hanya memasarkan produk, tapi juga menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Ia menuturkan, pada 2021 pemerintah kembali meluncurkan program UMKM Go Digital melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI), guna meningkatkan literasi digital para pelaku UMKM.

Ia menjelaskan dalam webinar Katadata bertajuk "Literasi Digital untuk Produk Lokal", Selasa, Kementerian Kominfo turut menyiapkan tiga program pelatihan, antara lain kewirausahaan digital (digital entrepreneurship academy), yang bertujuan untuk membantu pelaku UMKM mempersiapkan diri dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Kemudian, Scaling-Up UMKM, yaitu pelatihan digital khusus menyasar petani dan nelayan untuk membantu dalam mengembangkan usaha. Serta, pelatihan pemasaran digital dan kemampuan bahasa Inggris untuk UMKM dan pelaku desa wisata.

Semuel menuturkan, hingga Maret 2021, sudah lebih dari 15 juta pelaku UMKM telah melakukan onboarding dan juga tergabung melalui GBBI. Kementerian Kominfo pun selanjutnya menindaklanjuti onboarding tersebut, melalui beberapa kegiatan kunci, yakni kajian UMKM naik kelas, survei kebutuhan UMKM terhadap teknologi, dan penyediaan portal agregator layanan UMKM bernama LakUMKM.

Selain literasi, ia pun menekankan para UMKM untuk terus meningkatkan inovasi. Menurut dia, inovasi harus selalu dilakukan agar tidak membuat para pelaku UMKM cepat merasa puas dengan hasil yang ada.

Direktur Utama Sirclo Brian Marshal juga mengatakan inovasi dari para pelaku UMKM dapat melahirkan konten yang menarik guna menopang perkembangan merek mereka.

Pada kesempatan yang sama, Founder Kulo Grup Michelle Caroline Sulistyo mengatakan saat ini para pelaku usaha perlu memanfaatkan media sosial terutama Instagram, Facebook, Tiktok ataupun Youtube, untuk memberikan informasi seputar produk atau jasa yang ditawarkan.

Baca juga: Indonesia sambut Program Literasi Digital Nasional

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mendesak pemerintah mempercepat pembentukan ekosistem digital untuk membantu pengembangan pelaku UMKM sehingga bisa mengejar berbagai raksasa perusahaan e-commerce yang di antaranya ada yang telah melakukan merger.

"Pemerintah harus mempercepat digitalisasi UMKM secara all out dengan roadmap yang jelas. Holding BUMN mikro juga harus proaktif memperkuat layanan keuangan bagi UMKM," ucapnya.

Menurut Amin, fenomena mergernya platform digital raksasa seperti Gojek dan Tokopedia membuat digitalisasi UMKM menjadi mendesak dan memerlukan langkah taktis strategis.

Ia menyebut sejumlah faktor yang membuat pelaku UMKM kesulitan untuk terjun ke platform digital. Pertama, banyak pelaku UMKM yang masih belum melek digital sehingga mereka kesulitan menggunakan fitur-fitur di berbagai platform yang ada.

"Kedua, banyaknya pelaku UMKM yang kesulitan mengakses internet sehingga menghambat proses digitalisasi UMKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, ada 63 persen pelaku UMKM yang mengaku kesulitan bekerja dari rumah karena kurangnya akses internet," paparnya.

Selain itu, ujar dia, pandemi membuat jutaan UMKM terpuruk sehingga mereka kesulitan modal untuk bangkit, dan dari sekitar 57 juta pelaku UMKM, hanya 12 juta UMKM yang terlayani lembaga keuangan formal secara layak, serta 15 juta pelaku UMKM sudah terlayani namun belum layak, dan sisanya belum terlayani.

Baca juga: Kominfo lakukan antisipasi persebaran data pribadi
Baca juga: Kang Emil minta OJK-BI tingkatkan literasi keuangan digital

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021