Jakarta (ANTARA) - Produsen baterai asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd mengatakan pada Selasa, bahwa mereka akan secara sukarela mengganti baterai lithium-ion yang digunakan dalam sistem penyimpanan energi (ESS) karena potensi risiko kebakaran.

Dilansir Kantor Berita Yonhap, penggantian tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 400 miliar won (356,6 juta dollar AS).

Baca juga: Ponsel gulung LG yang terlupakan

LG Energy, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh LG Chem Ltd., mengatakan bahwa baterai ESS yang diproduksi di pabrik Nanjing di China antara April 2017 dan September 2018 tunduk pada penggantian.

"Perusahaan menyimpulkan (baterai) menimbulkan potensi risiko kebakaran bila dikombinasikan dengan lingkungan eksternal yang keras," kata perusahaan itu dalam rilisnya.

Perusahaan mengatakan akan berkonsultasi dengan kliennya di dalam dan luar negeri untuk mengganti baterai dan mengambil tindakan yang diperlukan.

ESS sebagian besar terdiri dari beberapa baterai lithium-ion untuk menyimpan listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, di dalam baterai dan melepaskannya saat diperlukan.

Baca juga: LG Indonesia perkuat pasar TV premium

Baca juga: Pabrik baterai sel kendaraan listrik segera dibangun di Bekasi

Baca juga: Samsung dan LG akan tampilkan inovasi terbaru di SID 2021

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021