Jakarta (ANTARA) - Praktisi nutrisi Emilia Achmadi mengingatkan kepada atlet untuk terus memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena merupakan aspek penting bagi kesehatan dan kinerja atlet secara umum, termasuk sebagai pencegahan, pemulihan serta rehabilitasi cedera.

"Pendekatan nutrisi telah dianggap sebagai salah satu cara terbaik dalam pencegahan cedera, pemulihan dan rehabilitasi. Di luar konsekuensi biaya, cedera juga mengakibatkan beban mental dan fisik yang berat bagi atlet, baik diakui oleh mereka atau tidak," kata Emilia Achmadi dikutip dari www.kachimeshi-indonesia.com, Senin.

Saat ini banyak atlet yang mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai kejuaraan, mulai dari Olimpiade Tokyo, Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga persiapan SEA Games 2021 Vietnam. Kondisi itu pun dinilai tidak akan luput dari cedera, baik skala ringan maupun berat.

Cedera, menurut dia, adalah sesuatu yang normal dari suatu program latihan fisik. Tahap penyembuhan awal segera terjadi setelah trauma cedera berakibat pada respon inflamasi. Ini dapat berlangsung dari hanya beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada sifat cederanya.

Baca juga: Siman Sudartawa jaga asupan nutrisi demi hadapi kejuaraan musim 2021 
Baca juga: PBSI panggil tunggal putra Pelatnas Cipayung untuk konsultasi gizi 

Peradangan atau inflamasi sangat penting untuk memulai penyembuhan yang optimal, karena proses ini berfokus pada penyediaan antioksidan dan antiinflamasi yang secara alami bisa didapat melalui pemilihan makanan.

"Atlet yang mengalami cedera berat sehingga memerlukan pembedahan harus mendapatkan nutrisi khusus sebagai dampak alami atas respon fisiologis dalam penyembuhan luka. Dalam keadaan ini, jaringan otot yang tidak aktif dalam 36 jam bisa hilang dan lebih signifikan lagi pada hari kelima," ujar Emilia.

Lebih lanjut, ia mengatakan tujuan rehabilitasi nutrisi adalah menyediakan kalori dan protein yang cukup untuk membantu penyembuhan luka dan mencegah hilangnya massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass/LBM). Selain itu, jika melakukan pengukuran antropometri secara teratur selama fase ini, maka akan menunjukkan seberapa efektif proses penyembuhan tersebut.

"Untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori, BMR (Basal Metabolic Rate) harus diukur melalui kalorimetri karena mencerminkan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis," terang Emilia.

Ia juga menjelaskan cedera menuntut atlet untuk beristirahat dari segala kegiatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Asupan nutrisi pun dinilai dapat meningkatkan proses pemulihan dan penyembuhan secara optimal, sehingga sangat penting untuk menggabungkan strategi nutrisi dalam tahap penyembuhan. 

"Proses rehabilitasi juga membutuhkan perencanaan nutrisi yang kuat guna meningkatkan pemulihan cedera. Pelatih, fisioterapis dan ahli kesehatan profesional lainnya harus memberikan rekomendasi nutrisi dasar selama rehabilitasi, termasuk waktu makan yang dapat memaksimalkan proses terapi, serta merujuk pasien ke ahli diet profesional," pungkas Emilia. 

Baca juga: Nutrisi seimbang dan olahraga teratur penting jaga kebugaran tubuh 
Baca juga: Rekomendasi asupan nutrisi sebelum dan setelah berolahraga 
 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021