Brasilia (ANTARA) - Dipermalukan karena tugasnya yang gagal sebagai menteri kesehatan Brazil dan terperangkap dalam penyelidikan Senat tentang pandemi, Jenderal Eduardo Pazuello mencari perlindungan minggu lalu di hadapan audiensi yang bersahabat pada rapat umum politik di Rio de Janeiro.

Setelah mendapat kepercayaan Presiden Jair Bolsonaro, jenderal aktif dan mantan menteri itu berbalik cepat mengubah krisis pribadi menjadi krisis institusional.

Karena melanggar larangan berpolitik oleh perwira militer, Pazuello telah mengundang kemungkinan hukuman dari angkatan bersenjata atau membuat malu komandan mereka, kata mantan para jenderal dan pengamat militer.

Di Brazil, para pejabat dapat mengambil peran pemerintah sipil sebagai pembantu, tetapi mereka dilarang terlibat dalam aktivitas politik atau secara terbuka menyatakan keanggotaan partai atau pandangan politik mereka.

Dalam 10 hari sejak Pazuello mendapat dukungan pada rapat umum bersama presiden itu, tentara tetap diam.

Pada Selasa (1/6), Bolsonaro menunjuk Pazuello sebagai "sekretaris studi strategis," peran senior di istana kepresidenan, beberapa bulan setelah menggantikannya sebagai menteri kesehatan selama lonjakan COVID-19 yang mematikan.

Bagi petinggi militer yang khawatir bahwa angkatan bersenjata terlalu terjerat dengan pemerintah yang tidak populer dan penanganan pandemi yang goyah, kasus Pazuello adalah indikator awal potensi kegagalan. Dukungan presiden terhadap jenderal politik yang berani itu menunjukkan bahwa bagi beberapa perwira, kesetiaan kepada Bolsonaro mulai mengalahkan protokol militer.

"Sebagian besar perwira aktif senior berpikir ini adalah campur tangan yang tidak semestinya oleh presiden dan itu akan merusak disiplin dan hierarki tentara," kata pensiunan Jenderal Paulo Chagas.

“Beberapa tentara menunjukkan sikap memuja kepribadian dan berpikir setiap kata yang diucapkan Bolsonaro adalah perintah ilahi, tapi tentara yang begitu tidak banyak,” kata Chagas, yang berkampanye atas nama presiden pada 2018, dalam sebuah wawancara di klub perwira militer di Brasilia.

Bahkan Wakil Presiden Hamilton Mourao, seorang pensiunan jenderal bintang empat, telah menyerukan agar Pazuello didisiplinkan dan dipindahkan dari tugas aktif menjadi tentara cadangan "untuk menghindari anarki melangkahi angkatan bersenjata."

Kementerian Pertahanan menolak berkomentar, mengatakan bahwa kasus Pazuello sedang ditangani secara internal oleh tentara.

Tentara dan kantor presiden tidak menanggapi permintaan komentar.

Menteri, kepala pertahanan dipecat

Ketegangan baru antara pejabat militer dan Bolsonaro, yang mundur dari tentara sebagai kapten pada 1988 untuk memulai karir politiknya, terjadi hanya dua bulan setelah dia secara tidak resmi memecat menteri pertahanan dan tiga panglima angkatan bersenjata.

Pada saat itu, orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa tekanan Bolsonaro pada pejabat tinggi militer untuk menunjukkan dukungan politik mereka di depan umum telah memperburuk hubungan dan memicu perombakan dramatis.

Bolsonaro juga telah menumpuk perwira militer aktif dan mantan dalam pemerintahannya, termasuk hampir sepertiga dari kabinetnya dan ribuan posisi bergaji tinggi lainnya, yang semakin mengaburkan batas antara pemerintah dan militer.

Ini adalah pembedaan yang tampaknya ingin dihapus oleh presiden sayap kanan itu. Setelah berkampanye tentang nostalgia kediktatoran militer Brazil 1964-1985, Bolsonaro sering menyebut angkatan bersenjata sebagai "pasukan saya" dan menyarankan agar dia dapat mengerahkan mereka untuk menentang penguncian pemerintah negara bagian yang bertujuan memperlambat pandemi.

Brazil telah kehilangan lebih dari 465.000 nyawa karena COVID-19, dengan para pakar kesehatan masyarakat menyalahkan serangan Bolsonaro pada jarak sosial, penghinaan terhadap pemakaian masker dan skeptisisme awal tentang vaksin untuk jumlah kematian tertinggi di luar Amerika Serikat.

Setelah Bolsonaro memecat dua menteri kesehatan karena menolak mendukung perawatan COVID-19 yang tidak terbukti, ia menemukan menteri yang lebih patuh pada diri Pazuello, yang tidak memiliki latar belakang kesehatan masyarakat.

Namun, sang jenderal kehilangan peluang untuk menjamin pasokan vaksin lebih awal dan terperangkap oleh gelombang infeksi kedua yang mematikan tahun ini. Kematian akibat virus corona naik dari 15.000 menjadi hampir 300.000 di bawah pengawasan Pazuello, dan dia telah menghadapi pertanyaan keras dari komite Senat yang menyelidiki bagaimana pemerintah menangani pandemi.

Dengan angkatan bersenjata yang ingin memisahkan diri dari catatan yang ternoda itu, para komandan harus segera memindahkan Pazuello ke dalam cadangan, kata Paulo Kramer, seorang profesor politik Universitas Brasilia yang secara teratur bertemu dengan perwira senior militer.

Sejak kediktatoran militer 21 tahun berakhir pada 1985, angkatan bersenjata telah berhati-hati untuk tidak terlibat dalam politik dan menetapkan aturan bahwa tidak ada tentara yang boleh terlibat, kata Kramer.

Namun, akan lebih sulit untuk melepaskan legiun pejabat lain di pemerintahan, yang semakin terbiasa dengan gaji dan fasilitas pegawai negeri lainnya.

Setelah melewati begitu banyak batas, para jenderal Brazil merasa sulit untuk kembali ke kondisi semula.

"Kita semua berpikir angkatan bersenjata tidak boleh mencampuri urusan politik," kata Jenderal Roberto Paternelli, yang terpilih menjadi anggota Kongres pada 2018 setelah pensiun dari korp helikopter tentara dan bergabung dengan partai Bolsonaro.

"Ketika politik memasuki barak melalui satu gerbang, disiplin keluar melalui gerbang lainnya," kata Jenderal Chagas.

Sumber: Reuters
Baca juga: Warga Brazil protes penanganan COVID-19 Presiden Bolsonaro
Baca juga: Hakim Brazil: Mantan menkes bisa bungkam saat penyelidikan kasus COVID
Baca juga: Bolsonaro kunjungi tanah adat di Amazon meski muncul protes

​​​​​​​

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021