tidak ingin pembukaan sekolah nantinya malah menciptakan klaster baru penyebaran COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih menunggu arahan Gubernur Anies Baswedan soal pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan pada Juli 2021 sesuai  imbauan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

"Kalau dari kementerian meminta tatap muka bulan Juli, dari Pemda DKI, termasuk Dinas Pendidikan belum ada arahan membuka secara serentak pada tahun ajaran baru ini," kata Humas Dinas Pendidikan DKI Taga Radja Gah di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ruang ganti disiapkan untuk belajar tatap muka di SMK Jakarta Timur

Taga mengatakan saat ini masih fokus dalam pelaksanaan uji coba tatap muka di mana saat ini terdapat sekitar 300 sekolah di Jakarta sedang melaksanakan asesmen untuk mengikuti uji coba tahap kedua mulai awal Juni ini.

Menurut Taga pihaknya bukan tidak mau mengikuti ketentuan Kemdikbud Ristek, namun, menurut dia Pemerintah Provinsi DKI juga memiliki berbagai pertimbangan sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Jakarta Pusat lanjutkan uji coba sekolah tatap muka

"Tapi kan kalau kita pertimbangkan. Saya selalu ulang-ulang bahwa pimpinan kita adalah Pak Gubernur pertimbangkan kesehatan dan keselamatan anak-anak," ujar Taga.

Ia juga menyatakan pihak Pemprov DKI tidak ingin pembukaan sekolah nantinya malah menciptakan klaster baru penyebaran COVID-19. Menurut dia, jika hal itu terjadi, maka yang akan disalahkan pihak Pemprov.

"Saya juga setuju DKI harus hati-hati, ini kan penyakit bukan main-main. Tetap kita mempertimbangkan keinginan anak untuk belajar untuk tatap muka, tapi kesehatan juga diutamakan," tuturnya.

Mendikbud Ristek Nadiem Makarim sebelumnya menyatakan akan membuka sekolah dengan skema tatap muka pada Juli 2021  meski kasus COVID-19 masih tinggi sejak libur lebaran.

Baca juga: Sekolah tatap muka di DKI berlanjut meski COVID-19 fluktuatif

Nadiem menyatakan tidak ada tawar menawar demi pendidikan. Nadiem beralasan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia.

"Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem dalam acara yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6).

Meski mengaku memahami kekhawatiran orang tua, namun mantan bos Gojek itu menyebut penundaan membuka sekolah bisa berdampak panjang.

Pembukaan sekolah Juli nanti, kata dia, juga berdasarkan pertimbangan usai dirinya membaca dan mendengar langsung keluhan para pelajar di media sosial.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021