Surabaya (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Realestate Broker Indonesia (Arebi) Jawa Timur, Daniel Sunyoto memperkirakan penjualan rumah bekas akan menguasai 70 persen pasar di semua perusahaan broker properti di provinsi ini.

"Hingga tahun ini, pasar rumah bekas `secondery market` masih mendominasi penjualan di Jatim," kata Ketua Arebi Jatim terpilih, Daniel Sunyoto, seusai acara pemilihan kepengurusan Arebi Jatim di Resto Nine Surabaya, Rabu.

Menurut dia, penjualan unit rumah baru hanya mencapai 30 persen dari total transaksi. Hal ini disebabkan ketidaktahuan masyarakat dan pihak pengembang akan kemudahan menggunakan jasa broker di bisnis mereka. Jika menggunakan jasa broker, dapat dipastikan harganya bisa lebih murah dan prosesnya mudah.

"Hal ini karena, jasa notaris tidak lagi diperlukan. Bahkan, persentase pengambilan laba broker yang bersangkutan sekitar 2-10 persen, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah," katanya.

Di sisi lain, dia menjelaskan, total penjualan properti yang menggunakan jasa broker hanya sebesar 20 persen saja.

"Selama ini banyak pengusaha dan konsumen tidak mengetahui fungsi broker properti sehingga mereka tidak banyak yang menggunakan jasa broker," katanya.

Namun, lanjut dia, ke depan angka penjualan untuk unit properti baru akan terus meningkat.

"Selain karena peraturan pemerintah yang sangat mendukung, hal ini juga disebabkan adanya penurunan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR)," katanya.

Ia mengatakan, krisis ekonomi global tidak akan mempengaruhi pasar rumah menengah secara signifikan. Kondisi ini didukung adanya kenaikan upah minimum kabupaten/kota pada awal tahun 2009. Kisaran harga jual unit rumah menengah yang harganya di bawah Rp500 juta per unit, diperkirakan tetap bertahan.

"Apalagi masih banyak konsumen yang membutuhkan rumah dan bisa menjangkaunya. Namun, untuk unit properti bersegmentasi pasar atas "high end" diprediksikan akan terganggu," katanya menjelaskan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009