Masalah air bersih di Manggarai Barat, khususnya di Kota Labuan Bajo, memang selalu menjadi masalah tersendiri.
Kupang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur,  tengah berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan air bersih di daerah itu untuk mendukung kawasan wisata Labuan Bajo yang premium.

"Terkait suplai air baku di Labuan Bajo sudah jadi arahan Presiden sejak rapat terbatas Januari 2020 lalu dan BPOLBF menindaklanjuti dengan koordinasi dengan Kementerian PUPR yang akan meningkatkan debit air bersih dari 40 liter per detik menjadi 100 liter per detik," kata Dirut BPOLBF Shana Fatina kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Rabu.

Ia menjelaskan hal itu berkaitan dengan adanya warga satu desa di Manggarai Barat yang terpaksa mengonsumsi air kali yang kotor karena kekurangan air bersih.

Ia mengakui bahwa masalah air bersih di Manggarai Barat, khususnya di Kota Labuan Bajo, memang selalu menjadi masalah tersendiri.

Oleh arena itu, ia menilai bahwa dengan pembangunan jaringan perpipaan Wae Mese II dapat mengatasi hal itu.

"Kita harapkan agar pembangunan Wae Mese II serta dukungan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perkotaan dapat mengatasi permasalahan itu. Selain itu juga sejauh ini kolaborasi dengan PDAM juga sudah dilakukan," tambahnya.

Baca juga: Manggarai Barat dapat bantuan kapal tanker air bersih

Baca juga: Kemen PUPR bantu kapal pengangkut air wisata Komodo

​​​​​​​

Menurut dia untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai kawasan wisata premium maka tidak bisa semuanya diselesaikan secara bersamaan. Tetapi perlu dilakukan dengan kolaborasi pusat dan daerah yang solid,

"Kita bisa satu-satu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Manggarai Barat, khususnya Labuan Bajo terkait air bersih salah satunya," katanya.

Karena itu, kata dia, dari 10 tahun yang lalu sejak dirinya berada di Labuan Bajo, ketersediaan air sudah menjadi persoalan, baik air baku maupun distribusinya.

Tentunya dengan jadinya destinasi prioritas, harapannya seluruh lini bisa berkolaborasi untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup masyarakat dimaksud.

"Semua orang sudah bekerja dengan peran dan porsinya masing-masing, dan kita harus melangkah lebih cepat. Tentunya dengan pandemi COVID-19 ini, situasi fiskal tidak terlalu mendukung, tapi pasti bisa ada yang bisa dilakukan sementara seperti melibatkan pentahelix selain mengandalkan pemerintah," demikian Shana Fatina.

Baca juga: Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih

Baca juga: BPOLBF: Jumlah wisatawan turun 83 persen pada 2020

Baca juga: Manggarai Barat dapat bantuan Rp4,7 miliar pembenahan jaringan air

Baca juga: BPOLBF dan Bandara Komodo jalin kerjasama branding pariwisata.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021