Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menilai pertemuan para pemimpin Asia Tenggara dengan Presiden Amerika Serikat merupakan salah satu sarana untuk memperdalam dan memperkuat kerjasama ASEAN-AS.

"Salah satu wujud dari keinginan AS untuk semakin memperdalam kerjasama dengan ASEAN," kata Menlu di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, seusai mengikuti sidang kabinet paripurna dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Menlu, pertemuan tersebut juga penting karena ASEAN berniat untuk bergabung dengan Forum Asia Timur (EAS).

Saat ditanya siapa yang akan mewakili Pemerintah Indonesia, Menlu mengatakan belum ada konfirmasi resmi sekalipun beredar kabar di luar bahwa wakil presiden akan mewakili presiden hadir dalam pertemuan itu.

Pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan para pemimpin Asia Tenggara telah dijadwalkan pada 24 September di New York.

Menurut sumber dari pejabat senior AS yang dikutip oleh AFP, Pertemuan puncak itu, yang telah diumumkan sebelumnya, akan merupakan upaya terakhir Obama untuk menyegarkan kembali kebijakan AS terhadap kawasan Asia Tenggara yang dinamis, yang ia katakan telah diabaikan oleh tim bekas presiden George W. Bush.

Pertemuan itu akan digelar di sela-sela sidang tahunan Majelis Umum PBB di New York.

Pertemuan New York itu merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan serupa di Singapura.

Sejumlah pihak menduga dalam pertemuan itu akan dibahas juga kontroversi mengenai Myanmar, yang rezim militernya akan meneruskan pemilihan pada 7 November mekipun ada keprihatinan luas mengenai kredibilitasnya.

Pada pertemuan puncak pertama ASEAS-AS di Singapura, Obama minta Perdana Menteri Myanmar Thein Sein untuk membebaskan semua tawanan politik termasuk penerima hadiah Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.

Pemerintah Obama tahun lalu mengajak Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, keluar dari pengasingannya.

Pemerintah AS juga telah bergerak untuk membina hubungan dengan Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan berusaha untuk memajukan sedikit demi sedikit hubungan dengan Vietam dan Laos yang komunis.

Menlu Hillary Clinton sebelumnya mengumumkan pertemuan puncak kedua itu ketika ia mengunjungi Vietnam, Juli lalu. Ia mengatakan bahwa ASEAN dan Forum Regional ASEAN yang terkait merupakan "arsitektur yang kuat, efektif bagi keamanan dan kemakmuran di Asia".

ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.(*)

(T.G003*P008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010