Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun pusat stok terumbu karang (Coral Stock Center/CSC), setelah di Malalayang Manado Sulawesi Utara, kini kembali dibangun pusat serupa di Pulau Maratua, Provinsi Kalimantan Timur.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb. Haeru Rahayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, menyampaikan Pulau Maratua dipilih karena merupakan Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) dengan keragaman terumbu karang yang menopang segitiga terumbu karang.

"Kawasan Segitiga Karang yang menjadi komitmen bersama enam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor-Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon menjadi tanggung jawab yang harus dijaga agar dapat dirasakan manfaatnya untuk generasi mendatang," ujar Tb. Haeru Rahayu.

Sementara itu Kepala BPSPL Pontianak, Andry Indryasworo Sukmoputro menjelaskan CSC Maratua dibentuk dengan tujuan untuk menjadi tempat indukan karang yang dapat digunakan sebagai bahan transplantasi.

"Selain jadi tempat indukan karang untuk bahan transplantasi, CSC juga bisa jadi lokasi penyelaman spot diving, wisata bahari dan sebagai sarana pendidikan dan penelitian," ujar Andry.

Pembuatan CSC di Pulau Maratua melalui transplantasi karang dilakukan mulai tahap persiapan yaitu membuat rak bibit transplantasi karang berukuran 1x1 meter dengan jumlah 16 anakan bibit karang karang pada setiap rak.

BPSPL Pontianak melakukan pembuatan rak bibit transplantasi karang model jemur dengan luas 2x1 meter dengan jumlah 54 anakan bibit karang pada setiap rak.

Peletakan rak bibit transplantasi sebanyak 30 dan 2 rak bibit jemur dengan jumlah total yang disiapkan sebanyak 588 bibit transplantasi karang. Penyiapan hingga peletakan rak bibit transplantasi karang juga dilakukan dan didukung langsung oleh instansi dan pemangku kepentingan terkait di Pulau Maratua.

Lebih lanjut Andry mengajak para pemangku kepentingan dan instansi terkait untuk tetap berkontribusi dalam melakukan transplantasi terumbu karang terutama di wilayah yang telah di inisiasi oleh BPSPL Pontianak.

Selain itu, ujar dia, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan monitoring hasil transplantasi terumbu karang seperti pembersihan bibit terumbu karang di CSC dalam masa pertumbuhan bibit terumbu karang.

Berdasarkan data, KKP melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata (Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng).

Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektare. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 hektare.

"Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare," tegasnya.

Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009 lalu, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan.

Baca juga: KKP bentuk Pusat Stok Terumbu Karang di Konawe Sulawesi Tenggara
Baca juga: KKP kaji dampak badai Seroja terhadap terumbu karang di TNP Laut Sawu
Baca juga: Hope Reef libatkan masyarakat restorasi terumbu karang lewat film

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021