Jakarta (ANTARA) - Produk alas kaki yang dihasilkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia berpeluang masuk ke pasar Nigeria melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Lagos yang menjajaki kesepakatan dagang secara virtual.

“Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih terjadi, Kemendag terus berupaya memfasilitasi para pelaku usaha, khususnya UKM, untuk memperluas pasar ekspor ke di mancanegara. Diharapkan para pelaku UKM dapat memanfatkan peluang pasar di Nigeria melalui business matching ini,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Kamis.

Sejumlah UKM eksportir alas kaki Indonesia yang berpartisipasi di antaranya CV BDC Bandung (sandal pria), PT Salvare (sepatu pantofel pria), UD Sumber Jaya Abadi (sepatu sekolah), serta CV Kotama (sepatu kasual). ITPC Lagos memfasilitasi promosi mereka kepada para importir asal Nigeria.

Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan menjelaskan produk alas kaki Indonesia cukup diminati karena berkualitas tinggi. “Para eksportir Indonesia diharapkan mampu memproduksi produk sesuai dengan model yang diminati oleh pasar Nigeria,” imbuhnya.

Baca juga: Nigeria minati alas kaki dan herbal asal Indonesia

Dalam acara tersebut, lanjut Hendro, ITPC Lagos memberikan informasi penting mengenai pasar alas kaki di Nigeria.

“Sejumlah informasi yang disampaikan kepada para pelaku UKM yaitu mengenai model, warna, bahan, dan kisaran harga produk alas kaki yang diminati di Nigeria. Kami juga memberikan informasi seputar jalur logistik dan spesifikasi produk sepatu formal, kasual, sandal, dan sepatu sekolah yang ada di Nigeria,” ungkap Hendro.

Menurut dia, Nigeria merupakan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini mencapai lebih dari 200 juta jiwa dengan usia terbanyak yaitu 0-29 tahun.

“Jika melihat populasi penduduk di Nigeria, produk-produk alas kaki yang inovatif dan terjangkau berpeluang besar diekspor ke Nigeria karena mayoritas penduduknya berada di kelas ekonomi B dan C,” jelas Hendro.

Ia juga menyampaikan total impor produk alas kaki Nigeria dari dunia pada 2020 sebesar 9 juta dolar AS, yang didominasi 75 oleh China.

"Kondisi seperti ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik agar eksportir alas kaki Indonesia dapat merebut pangsa pasar alas kaki Nigeria," kata Hendro.

Baca juga: Kemenperin tempa 500 peserta diklat industri alas kaki

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021