Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, keputusan Pemerintah Provinsi DKI menghentikan sementara uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tidak terkait dengan adanya siswa yang terpapar COVID-19.

Widyastuti menilai bahwa perlu dilakukan studi penelitian lebih jauh guna mengetahui keterkaitan penghentian uji coba PTM.

"Untuk mengatakan ada atau tidaknya (kasus), dilakukan studi penelitian, karena yang dibuka hanya kecil," kata Widyastuti saat ditemui usai menghadiri Apel Gabungan bersama TNI, Polri dan jajaran Forkopimda DKI Jakarta di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat sore.

Widyastuti menjelaskan, pihaknya terus mengevaluasi sampai kapan penghentian PTM dilakukan.

Dalam Surat Pemberitahuan Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 8057/-1.851 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana pada Kamis (17/6), tidak diketahui masa penghentian PTM dilakukan.

Dalam surat itu, Nahdiana meminta uji coba pembelajaran campuran agar dilakukan penuh dalam jaringan atau dari rumah sejak keluar pemberitahuan ini sampai ada putusan lebih lanjut.

Baca juga: Tren kasus COVID-19 di DKI Jakarta naik signifikan
Baca juga: Patuhi kebijakan DKI, SMP Yamas hentikan uji coba PTM
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di SDN Petojo Utara 05, Jakarta, Sabtu (5/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengundur waktu pelaksanaan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap II menjadi 9 Juni 2021 dikarenakan sebanyak 300 sekolah masih menjalani tahapan asesmen. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Dalam kesempatan sebelumnya, Widyastuti menyebut alasannya dihentikannya PTM karena lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta.

"Dengan kondisi saat ini dan rapat bersama antar satgas kita putuskan saat ini piloting tatap muka tidak dilanjutkan. Sambil menunggu situasi di DKI Jakarta," kata dia.

Widyastuti menjelaskan, awalnya Pemprov DKI sempat melaksanakan uji coba pembukaan sekolah ketika saat kasus COVID-19 melandai. Saat itu sebanyak 83 sekolah melaksanakan "pilot project" PTM dengan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 ketat.

"Pada saat berjalan baik, kita buka peningkatan 143 sekolah. Sama prokes ketat, guru, orang tua murid sudah divaksin dan masuk seminggu dua kali," katanya.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati & Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021