Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Arus Gunawan menyampaikan Indonesia mendapat dukungan dari Swiss dalam memajukan pendidikan vokasi industri guna mendukung penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang berkualitas.

“Pengembangan SDM unggul di sektor Industri dapat terlaksana melalui Program Vokasi Industri, didukung mitra dalam negeri dan luar negeri. Swiss menjadi salah satu negara yang sudah lama mendukung pendidikan vokasi di Indonesia," ujar Arus lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan dan Tengah bersama Kepala Swiss Secretariat for Economic Cooperation (SECO) Phillip Orga dan tim proyek S4C (Skill For Competitiveness).

Phillip Orga menjelaskan Pemerintah Swiss mendukung pengembangan pendidikan tinggi vokasi Kemenperin dalam proyek S4C untuk membagikan kepakaran Swiss dalam menciptakan sekolah vokasi, seperti yang mereka lakukan sejak lama terhadap ATMI Solo dan STP Bandung.

Baca juga: Jelang 100 tahun, Kemenperin perkuat sekolah vokasi tekstil

Pemerintah lndonesia dan Swiss telah menandatangani MoU mengenai Kerja Sama Teknis dalam Bidang Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Sistem Ganda atau Proyek S4C pada 26 Januari 2018 di Davos, Swiss.

Hal tersebut merupakan komitmen bantuan teknis dari Swiss sebesar Rp110 miliar yang direncanakan dalam dua fase yaitu fase pertama dari 2018 sampai 2022 dan fase kedua dilanjutkan hingga 2026.

Proyek S4C diperuntukkan untuk mengembangkan pendidikan vokasi Sistem Ganda yang meliputi empat Politeknik dan Akademi Komunitas di bawah Kemenperin.

Selain itu satu politeknik di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Politeknik lndustri Logam Morowali, Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng, Politeknik lndustri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik lndusri Petrokimia Banten, yang masih dalam proses pengajuan izin operasional, serta Politeknik Negeri Jember.

Bantuan teknis diberikan dalam bentuk pengembangan kampus dan penguatan sistem yang meliputi berbagai kegiatan, di antaranya penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan industri, asesmen kebutuhan peralatan workshop/ laboratorium, peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan Manajemen Kampus, dukungan terhadap akreditasi kampus, dan fasilitasi kerja sama dengan industri

Baca juga: Kemenperin minta SDM industri adaptif di tengah disrupsi teknologi
 

Kerja sama dengan Industri yang erat menjadi ciri khas yang sekolah vokasi di Eropa yang diadopsi di Indonesia agar lulusannya kompeten dan siap kerja

Hal senada disampaikan Djoko Suprapto, Manajer Umum PT IMIP Morowali pada saat kunjungan kerja BPSDMI dan SECO Swiss ke Morowali dan Bantaeng lalu.

“Semua mahasiswa magang diperlakukan dengan baik dan mendapatkan tempat praktek kerja industri sesuai dengan apa yang dipelajari selama di kampus. Sebagian diminta segera langsung bekerja di pabrik,” ujar Djoko.

Djoko menambahkan saat praktek kerja industri, mahasiswa juga dibimbing oleh Pelatih Tempat Kerja yang bersertifikat internasional.

Dukungan Swiss juga diberikan melalui konsultan teknisnya yang ditempatkan di setiap Politeknik dan Akademi Komunitas dalam Proyek S4C, termasuk di Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng yang lulusannya 100 persen diserap oleh Industri.

Kemenperin memiliki sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 Politeknik dan dua akademi komunitas yang berbasis kompetensi dan memilki spesialiasi sektor Industri yang mengimplementasikan Pendidikan Sistem Ganda (Dual System) yang diadposi dari negara Eropa, termasuk Swiss.

Baca juga: Program vokasi industri D1 Kemenperin diapresiasi pemda
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021