Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Ari Dwipayana dalam pengantar webinar yang dilaksanakan oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, Sabtu, dengan tema “Membangun Ibukota Negara Baru Untuk Indonesia Maju”, sebagai serangkaian HUT ke-53 tahun Prajaniti Hindu Indonesia.

"Membangun Ibu Kota Negara baru adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa," ujar Ari sebagaimana siaran pers yang diterima, di Jakarta.

.Baca juga: PUPR: Proyek rumah dinas ASN di IKN tahun 2022 akan pakai skema KPBU

Terkait urgensi perpindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta, Ari Dwipayana yang juga Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP Prajaniti Hindu Indonesia menegaskan bahwa beban DKI Jakarta ke depan akan semakin berat, baik sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai pusat bisnis.

Menurutnya, pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan Ibu Kota baru sangat tepat. Selain karena di Kalimantan Timur minim resiko bencana, tingkat kepadatan penduduknya masih rendah, juga sebagai upaya mempercepat pemerataan pembangunan.

Posisi geo strategis Kalimantan Timur di tengah Indonesia, dinilainya juga akan memudahkan bagi pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal.

"Diharapkan dengan perpindahan IKN ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan mampu mendorong perdagangan antarwilayah dan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar," tegasnya.

Ari Dwipayana melanjutkan, pembangunan Ibu Kota Negara baru menjadi bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia.

Baca juga: KSP: Pemerintah siapkan pengembangan SDM di Ibu Kota Negara baru

"Pembangunan IKN baru merupakan gagasan dan hasil karya anak bangsa, bukan sebuah warisan kolonial. Hasil karya ini akan dikenang sampai ratusan tahun ke depan. Karena menjadi milestone atau tonggak sejarah yang amat penting, maka seharusnya IKN dibangun dengan konsep yang visioner, " ujarnya.

Presiden Jokowi telah mengingatkan perpindahan Ibu Kota Negara baru, bukan semata-mata memindahkan pusat pemerintahan, gedung-gedung dan mencari lokasi yang strategis atau merancang desain arsitektur yang indah. Melainkan juga harus memiliki visi yang besar kedepan.

Pertama, visi menjadi smart metropolis yang compact dan modern. Kedua, harus dirancang menjadi kota yang inklusif, atraktif, humanis, ramah dan nyaman bagi semua kalangan.

Ketiga, Ibu Kota Negara baru menjadi representasi identitas bangsa dengan mengapresiasi budaya Indonesia yang majemuk.

Baca juga: Penduduk di kabupaten calon ibu kota negara bertambah ribuan jiwa

Keempat, mendorong tumbuhnya smart economy, ekonomi berbasis riset dan inovasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru.

Kelima, dirancang sebagai superhub dari daerah sekitarnya.

Pada akhir pengantarnya, Ari Dwipayana menyampaikan, bahwa pembangunan ibu kota baru akan dibangun oleh bangsa sendiri karena Indonesia memiliki kemampuan untuk membangun Ibu Kota Negara yang diinginkan.

Ari juga menyampaikan bagaimana Indonesia memiliki banyak anak muda yang bertalenta, sehingga ibu kota baru dibangun oleh arsitek dan insinyur terbaik Indonesia yang tidak kalah dengan arsitek dan insinyur kelas dunia.

Dia juga berharap ada kolaborasi dengan talenta global, agar mampu membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan juga kearifan terbaik dalam partisipasi pembangunan ibu kota ini.

Baca juga: Balitbanghub-Unhas kolaborasi kaji dermaga apung sebagai penunjang IKN
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021