Strategi perseroan adalah terus fokus pada bisnis kawasan industri dan akan melanjutkan pengembangan
Jakarta (ANTARA) - PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) mengincar pendapatan sebesar Rp700 miliar pada 2021 dengan fokus pada bisnis pengembangan kawasan industri meski di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Utama PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Yoshihiro Kobi mengatakan, pihaknya tetap percaya akan potensi kebutuhan pelaku bisnis atas kawasan industri yang profesional dan dapat diandalkan, terutama di Kawasan Industri MM2100 Bekasi yang dikembangkan oleh perseroan.

"Strategi perseroan adalah terus fokus pada bisnis kawasan industri dan akan melanjutkan pengembangan, termasuk sarana dan fasilitas dan memanfaatkan pembangunan infrastruktur di sekitarnya untuk meningkatkan nilai kawasan," ujar Yoshihiro dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Penjualan lahan industri Jakarta dan sekitarnya tumbuh 68,4 persen

Yoshihiro menyampaikan, kawasan MM2100 akan dilewati oleh JORR II Cibitung – Cilincing dan para penghuni kawasan akan mendapatkan keuntungan dari penambahan akses dan konektivitas di MM2100. Selain itu kawasan MM2100 juga akan mendapatkan manfaat dari rencana infrastruktur pemerintah ke depan seperti LRT, Tol Jakarta-Cikampek Selatan, proyek perluasan Tanjung Priok dan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Perseroan menargetkan marketing sales seluas 10-15 hektare dengan harga rata-rata penjualan Rp2,6 juta per m2 hingga Rp3,2 juta per m2. Perseroan pun telah menambah marketing sales lahan industri pada kuartal I-2021 seluas 0,5 hektare dan menargetkan pertumbuhan recurring income yang stabil pada sisa tahun berjalan.

"Target pasar perseroan terutama pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi seperti industri data center, logistik, health care dan food & beverages," kata Yoshihiro dalam keterangan tertulis.

Hingga akhir 2020, BEST tercatat memiliki seluas 1.040 hektare secara gross, sementara secara nett seluas 640 hektare. Yoshihiro mengatakan, perseroan akan tetap berupaya meningkatkan luas bank tanah atau land bank dengan melakukan akuisisi lahan pada tahun ini.

Baca juga: Aktivitas kawasan industri Bekasi kembali normal pasca-penularan COVID

Terkait itu, BEST mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar. Selain untuk akuisisi lahan, belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur kawasan industri. Meski menurut Yoshihiro alokasi belanja modal akan sangat tergantung dengan performa penjualan serta arus kas perseroan.

"Hingga akhir Mei, kami sudah membelanjakan capex sebesar Rp55 miliar atau 11 persen dari target alokasi capex 2021," ujarnya.

Terkait kinerja di kuartal I 2021, perseroan telah mencatatkan marketing sales seluas 0,5 hektare dengan harga jual rata-rata Rp3 juta per hektare. Total penjualan yang dicacatkan per Maret 2021 sebesar Rp36 miliar, dengan laba kotor Rp16 miliar. Posisi EBITDA mesih positif pada angka Rp500 juta dengan perolehan rugi bersih Rp115 miliar.

Baca juga: Koridor timur Jakarta serap 62 persen lahan industri

Baca juga: Mini Tokyo di Bekasi dibangun dengan investasi Rp18 triliun

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021