Bengaluru (ANTARA) - Produsen obat-obatan India, Zydus Cadila, mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah mengajukan izin penggunaan darurat kepada regulator di negara tersebut untuk vaksin COVID-19 buatannya.

Zydus Cadila juga berencana untuk membuat hingga 120 juta dosis suntikan setiap tahun.

Jumlah kasus virus corona di India telah menurun dari puncak yang menghancurkan pada  April dan Mei, namun para ahli telah memperingatkan akan kemungkinan gelombang ketiga dan menekankan bahwa vaksinasi luas tetap menjadi salah satu pertahanan terbaik terhadap pandemi.

Baca juga: India punya 120 juta dosis vaksin untuk penggunaan lokal pada Juni
Baca juga: Kematian harian COVID-19 di India mendekati 4.000 jiwa


Persetujuan atas vaksi Zydus, ZyCoV-D, akan menjadikannya vaksin kelima yang diotorisasi untuk penggunaan di India, menyusul Moderna, Covishield AstraZeneca dan mitra Institut Serum India, Covaxin dari Biotech Bharat, dan Sputnik V yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Rusia.

ZyCiV-D menunjukkan keamanan dan kemanjuran dalam uji coba tahap akhir dengan lebih dari 28.000 relawan di seluruh penjuru negara, termasuk 1.000 yang berada di kategori usia 12-18 tahun, kata Zydus.

Studi tersebut dilakukan “pada puncak gelombang kedua COVID-19 (di India), menggarisbawahi kemanjuran vaksin terhadap strain-strain mutasi baru, termasuk varian Delta,” kata Zydus dalam pernyataan kepada bursa efek.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kekurangan vaksin di India reda, dosis suntikan lampaui pendaftaran
Baca juga: Perempuan tertinggal dalam vaksinasi COVID-19 di India

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021