Jakarta (ANTARA) - Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Badan Standardisasi Nasional (BSN) kembali memperoleh pengakuan internasional terkait kemampuan pengukuran dan kalibrasi (CMC).

"Dengan pengakuan ini hambatan teknis perdagangan yang berkaitan ekspor dapat diminimalisasi atau bahkan tidak terjadi lagi, karena hasil pengujian/pengukuran di negara pengekspor 'comparable' (sebanding) dengan negara tujuan ekspor," kata Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia BSN Ghufron Zaid dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.

Selain itu, manfaat dari pengakuan itu adalah dampak terhadap perlindungan konsumen dari produk-produk lokal maupun impor dapat dilaksanakan secara efektif karena didukung dengan data hasil pengujian atau pengukuran yang valid dan tertelusur pada sistem internasional untuk satuan.

Baca juga: Perkuat SNI, Kemenperin-BSN tingkatkan kepastian jaminan pengukuran

CMC diraih melalui Laboratorium Kelistrikan dan Waktu. Sejumlah empat baris CMC baru, yang terdiri dari dua lingkup tegangan AC dan dua lingkup arus AC, berhasil mendapatkan kesepakatan saling pengakuan antar negara yang diwadahi dalam CIPM-MRA (Perjanjian Saling Pengakuan-Komite Internasional untuk Ukuran dan Timbangan).

Pengakuan pada Laboratorium SNSU Kelistrikan dan Waktu tersebut merupakan pengakuan kemampuan untuk mengkalibrasi peralatan standar acuan untuk tegangan AC dan arus AC, baik untuk peralatan yang bertipe sumber seperti "multi-product calibrator" dan yang bertipe meter seperti digital multi-meter.

Sebagai gambaran, yang dimaksud dalam lingkup tegangan AC dan arus AC tersebut adalah mereka yang membutuhkan layanan pengukuran dalam bidang kelistrikan arus lemah, kelistrikan arus kuat, kelistrikan radio frekuensi, waktu, frekuensi dan panjang gelombang. Adapun industri strategis yang memerlukan lingkup itu antara lain industri kendaraan bermotor, penerbangan, perkapalan, telekomunikasi, tekstil, obat, dan alat kesehatan, yang sudah menjadi pelanggan rutin untuk mengkalibrasikan peralatan ukur kelistrikan, waktu dan frekuensi.

CMC tersebut dipublikasikan oleh Bureau International des Poids et Mesures (BIPM) atau Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan.

Dengan penambahan pengakuan itu, total CMC Indonesia yang dikontribusikan BSN adalah sebanyak 149 CMC.

Baca juga: Ilham Habibie: SNI berperan penting wujudkan tata kelola TIK

Ghufron menuturkan Laboratorium SNSU Kelistrikan dan Waktu merupakan salah satu laboratorium yang mendukung inovasi dan daya saing nasional dalam menghadapi era globalisasi.

Dia mengatakan pengukuran sudah bertransformasi yang semula dari analog menjadi digital, namun masih secara stand-alone, sampai dengan digital secara online menuntut kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi.

Program nasional di berbagai bidang baik bidang kesehatan, bidang energi, bidang pangan, bidang transportasi, bidang telekomunikasi, bidang militer, dan terlebih lagi, bidang industri dan bidang perdagangan, dibangun dengan tujuan untuk menyejahterakan bangsa melalui inovasi dan daya saing.

Dengan diraihnya pengakuan internasional, maka Laboratorium SNSU Kelistrikan dan Waktu dapat berkontribusi dalam penyediaan standar ukuran yang memiliki daya telusur ke Sistem Internasional untuk Satuan (SI).

Di samping itu, Laboratorium SNSU Kelistrikan dan Waktu dapat menjadi "enabler for innovation and competitiveness" dalam perannya sebagai salah satu infrastruktur mutu nasional.

Baca juga: BSN kembangkan SNI bangun kesadaran tanggap bencana
Baca juga: BSN tetapkan SNI bangunan tahan gempa
Baca juga: Untuk kelola bendungan sebagai antisipasi banjir, BSN tetapkan SNI

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021