Jakarta (ANTARA) - Pemerintah metropolitan Tokyo berencana mengalihkan kirab obor Olimpiade dari jalan umum pada paruh kedua dari total 15 hari yang harus dilewati di daerah pusat ibu kota Jepang itu menyusul lonjakan kasus COVID-19, menurut pejabat yang mengetahui rencana tersebut, Kyodo melaporkan, Senin.

Kirab obor, yang dijadwalkan akan dimulai Jumat di Tokyo, dua pekan sebelum dimulainya Olimpiade, kemungkinan besar hampir seluruhnya akan diadakan tanpa penonton sebagai upaya penyelenggara untuk menggelar pesta olahraga itu secara aman di tengah krisis kesehatan global.

Pemerintah Tokyo pekan lalu mengatakan kirab akan ditarik dari jalan, tidak termasuk pulau-pulau kecil Tokyo, pada delapan hari pertama.

Baca juga: Kirab obor Olimpiade di Tokyo sebagian tidak digelar di jalan umum

Sementara itu, kemungkinan besar jumlah penonton yang diizinkan hadir di setiap venue juga akan dikurangi. Panitia penyelenggara Olimpiade mengatakan bahwa mereka akan menunda rilis hasil undian tiket Olimpiade hingga Sabtu.

Panitia awalnya berencana untuk merilis hasil pada Selasa (6/7). Penyelenggara Olimpiade juga dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pekan ini untuk meninjau kembali kebijakan yang mengizinkan hingga 10.000 penonton per arena pertandingan.

Dalam perkembangan terkait, Gubernur Hokkaido, Senin, meminta badan penyelenggara untuk mempertimbangkan penyelenggaraan maraton dan jalan cepat di Sapporo, ibu kota pulau utama paling utara Jepang itu, tanpa penonton di pinggir jalan dalam upaya mengekang penyebaran virus corona.

Baca juga: Jepang tunda hasil undian tiket Olimpiade hingga 10 Juli

Gubernur Hokkaido, Naomichi Suzuki, bertemu dengan pejabat komite, termasuk Wakil Direktur Jenderal Hiroshi Sato, meminta agar mereka menerapkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat dan mencegah orang berkumpul di pinggir jalan untuk acara yang berlangsung pada 5-8 Agustus itu.

Suzuki berharap penyelenggara dapat mendorong orang untuk menonton maraton di TV daripada hadir di sepanjang rute.

Lima badan penyelenggara, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC), dan pemerintah pusat dan kota metropolitan Tokyo, akan mengadakan pertemuan paling cepat Kamis untuk meninjau batasan jumlah kehadiran penonton.

Baca juga: Atlet Olimpiade Serbia positif COVID-19 setiba di Jepang

Imigrasi yang memantau kedatangan delegasi Olimpiade dan staf dari luar negeri juga berada di bawah pengawasan publik setelah dua anggota tim Uganda dan seorang atlet Serbia dinyatakan positif COVID-19 setibanya di Jepang.

Delegasi Olimpiade sudah mulai berdatangan ke Jepang secara massal sejak awal bulan ini, dan sekitar 1.000 orang diperkirakan akan memasuki negara tersebut dalam tujuh hari hingga Minggu.

Pada Senin, tercatat total 46 atlet dan staf dari Uzbekistan tiba di bandara Narita, dekat Tokyo, untuk kamp pelatihan pra-Olimpiade di Suginami Ward.

Mereka adalah kelompok pertama yang mendarat di Jepang untuk kamp pelatihan di Tokyo, menurut Sekretariat Kabinet.

Baca juga: 40 persen pertandingan Olimpiade rencana digelar tanpa penonton
Baca juga: WHO peringatkan Olimpiade Tokyo tak berakhir seperti Euro 2020
Baca juga: KOI rilis jadwal keberangkatan kontingen Indonesia ke Olimpiade Tokyo

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021