Selama ini produk perikanan yang akan dikirim ke Bangkok harus transit terlebih dahulu di kota lain, seperti Jakarta kemudian baru dilanjutkan ke Bangkok, sehingga memerlukan waktu yang lama serta biaya yang besar
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang direct call atau ekspor langsung produk perikanan dari Manado ke Thailand dalam rangka menggairahkan aktivitas sektor perikanan Sulawesi Utara.

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado, Muhammad Hatta Arisandi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, menyatakan pembukaan direct call ke Bangkok, Thailand didasarkan pada tingginya permintaan dari negeri Gajah Putih tersebut.

Apalagi, Hatta Arisandi juga mengingatkan potensi sumber daya perikanan yang luar biasa yang terdapat di kawasan perairan sekitar Sulut.

Ia memaparkan bahwa sepanjang Januari-Juni 2021, ada produk perikanan sebanyak 24.392,72 kg dengan nilai 502.149,72 dolar AS yang dikirim ke Thailand.

"Dari data tersebut, itu baru tiga komoditas yang diekspor yakni fresh tuna, live marine ornamental fish atau ikan hias laut, dan mutiara," kata Hatta.

Ekspor langsung ke Thailand dinilai akan memberikan berbagai keuntungan seperti memangkas waktu distribusi produk perikanan. Tak hanya itu, biaya logistik menjadi lebih murah dan kualitas mutu produk perikanan dapat terjaga.

"Selama ini produk perikanan yang akan dikirim ke Bangkok harus transit terlebih dahulu di kota lain, seperti Jakarta kemudian baru dilanjutkan ke Bangkok, sehingga memerlukan waktu yang lama serta biaya yang besar," paparnya.

Sementara Ketua Ikatan Pengusaha Perikanan (IPP) Sulawesi Utara, Budi Wahono mengapresiasi rencana tersebut. Bahkan, dia mendorong para pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya.

Pada kesempatan yang sama, Manajer Area Lion Air Cabang Manado, Irwan mengaku setuju dengan rencana ini. Ia menyebutkan Lion Air mempunyai flight dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Don Muang Bangkok.

"Lion Air Manado akan konsultasi dulu ke pusat, kemudian akan dibahas untuk mematangkan kembali terkait rencana ini," tuturnya.

Sebelumnya, KKP meyakini dengan tercatatnya peningkatan ekspor kelautan dan perikanan seiring naiknya permintaan global juga akan mengungkit kinerja perekonomian nasional masa pandemi.

"Sektor kelautan dan perikanan mencatatkan kinerja positif selama lima bulan awal 2021," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti.

Bahkan, lanjutnya, neraca perdagangan sektor ini surplus 1,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp27 triliun, atau naik 3,72 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, nilai ekspor produk perikanan pada Januari–Mei, mencapai 2,1 miliar dolar. Angka ini naik 4,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Tingginya nilai ekspor berasal dari komoditas utama meliputi udang yang menyumbang sebesar 865,9 juta dolar AS atau 41 persen terhadap total nilai ekspor total, kemudian tuna–cakalang–tongkol (269,5 juta dolar atau 12,7 persen total nilai ekspor), dan cumi–sotong–gurita (223,6 juta dolar atau 10,6 persen total nilai ekspor.

Baca juga: Sulut perluas ekspor produksi perikanan selain ke Narita Jepang
Baca juga: KKP gelar pelatihan jaga kualitas ikan tuna untuk ekspor
Baca juga: KKP yakini peningkatan ekspor ungkit kinerja ekonomi masa pandemi

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021