Kami berharap dari sisi permintaan atau jenis investor yang bisa berinvestasi pada pasar modal syariah bisa terus meningkat ke depan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan pemerintah terus berupaya mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia melalui dua kebijakan strategis.

"Kebijakan yang kami harapkan bisa mendorong pasar modal syariah adalah pengembangan efek syariah melalui securities crowdfunding," kata Pahala Mansury dalam acara virtual The Future of Islamic Capital Market yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomer 57/POJK.P4/2020 tentang penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi.

Peraturan itu dapat mengembangkan produk-produk saham syariah dan sukuk melalui securities crowdfunding yang dapat memenuhi kebutuhan pendanaan bagi sektor UMKM maupun para pengusaha yang bergerak di bidang startup teknologi.

"Peraturan OJK itu juga dapat memperluas segmentasi pemodal baik pemodal umum maupun pemodal yang memiliki preferensi untuk berinvestasi pada instrumen syariah," ujar Pahala.

Kebijakan strategis kedua adalah potensi penerbitan sukuk daerah yang diperkuat dengan Undangan Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang disahkan pada 2 November 2020 lalu.

Pahala mengungkapkan penerbitan obligasi maupun sukuk oleh pemerintah daerah bisa digunakan untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah.

Selain dukungan dua kebijakan tersebut, lanjut dia, pemerintah melihat perkembangan pasar modal syariah dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan sosialisasi agar bisa meningkatkan literasi, suplai atau jumlah emiten ataupun jumlah securities yang bisa diterbitkan dengan berbasis syariah.

"Kami berharap dari sisi permintaan atau jenis investor yang bisa berinvestasi pada pasar modal syariah bisa terus meningkat ke depan," ucap Pahala.

Dalam satu dekade terakhir saat jumlah saham di Bursa Efek Indonesia tercatat meningkat 65 persen, jumlah saham syariah justru meningkat pesat sebesar 85 persen, sedangkan saham nonsyariah hanya tumbuh 44 persen.

Dari sisi volume transaksi, saham syariah mencatatkan volume rata-rata transaksi harian meningkatkan sebesar 13,8 persen setiap tahun. Pada 2011, volume transaksi saham syariah sebanyak 2,7 miliar lembar meningkat menjadi 8,97 miliar lembar per Maret 2021. Kemudian, rata-rata transaksi nilai harian saham syariah juga meningkat sebesar 14,6 persen per tahun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian meningkatkan sebesar 30,9 persen per tahun dengan nilai kapitalisasi pasar tumbuh sebesar 6,4 persen.

"Melihat kinerja pasar modal yang baik selama 10 tahun terakhir, bahkan tahun 2021 ini kami optimis pasar modal syariah akan terus berkembang ke depan," pungkas Pahala.

Baca juga: Sri Mulyani: Kapitalisasi pasar saham syariah capai Rp3.372,2 triliun
Baca juga: Wapres: Perluasan pasar modal syariah perlu inovasi bersama
Baca juga: BEI: Jumlah investor pasar modal syariah melonjak 647 persen


Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021