Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperlembut pernyataannya soal media sosial yang membunuh orang karena menyebarkan hoaks.

Pekan lalu, Presiden Biden menjawab pertanyaan tentang media sosial, termasuk Facebook, yang menjadi tempat penyebaran misinformasi seputar COVID-19.

"Mereka membunuh orang... Lihatlah, satu-satunya pandemi yang kita hadapi adalah di antara orang yang tidak divaksin. Dan mereka membunuh orang," kata Biden.

Biden meluruskan pernyataannya, bahwa dia menuduh 12 orang yang menyebarkan hoaks di platform media sosial tersebut, bukan perusahaan.

"Facebook tidak membunuh orang. 12 orang di luar sana mmeberikan misinformasi. Siapa pun yang mendengarkannya disakiti. Ini membunuh orang. Ini informasi yang buruk," kata Biden, dikutip dari Reuters, Selasa.

Dia mengharapkan Facebook bertindak lebih banyak untuk menyetop misinformasti.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki menyatakan mereka tidak perang dengan Facebook.

"Kita tidak perang dengan Facebook, kita perang dengan virus," kata Psaki.

Misinformasi soal virus corona dan vaksin COVID-19 bertebaran di media sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube.

Facebook, menanggapi pernyataan Presiden pekan lalu, menyatakan 85 persen pengguna mereka sudah atau mau divaksin.

Facebook juga sudah membuat kebijakan tentang klaim yang salah seputar COVID-19 dan vaksin, serta memberikan informasi yang terpercaya untuk topik tersebut.




Baca juga: Biden sebut medsos "membunuh" orang dengan hoaks COVID-19

Baca juga: Facebook membela diri soal tuduhan "membunuh dengan hoaks"

Baca juga: Juru kampanye Biden minta Twitter dan Facebook hapus unggahan Trump

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021