Pasal yang diterapkan, pasal 368 KUHP
Jakarta (ANTARA) - Pelaku dugaan kasus pemalakan sopir truk kontainer di Koja, Jakarta Utara (Jakut) pada Rabu (21/7) sekitar pukul 15.00 WIB, terancam hukuman pidana sesuai pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pemerasan.

"Pasal yang diterapkan, pasal 368 KUHP," ujar Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis.

Pada Pasal 368 ayat (1) KUHP tersebut, ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.

Selengkapnya, Pasal 368 Ayat (1) KUHP berbunyi, “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atau supaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.”

Baca juga: 10 preman pemeras sopir truk pasar Tanah Abang diamankan

Sebelumnya, tim patroli siber Polres Metro Jakarta Utara menemukan video viral di media sosial bahwa bahwa telah terjadi pemerasan terhadap sopir truk kontainer saat antrean kendaraan terjadi di sekitar Jalan Raya Cilincing, Lagoa, Koja, Jakarta Utara.

Selanjutnya, Polres Metro Jakarta Utara langsung menurunkan tim untuk menyelidiki kasus tersebut bersama anggota operasional Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) dari Kepolisian Sektor Koja dan Kepolisian Sektor Cilincing.

Hingga pada Kamis (22/7), tim gabungan tersebut berhasil menemukan tiga orang yang diduga terkait dengan kasus pemalakan tersebut sekitar pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan informasi yang diterima ANTARA, tiga orang tersebut masing-masing berinisial MF (19), MY (19) dan S (24).

Baca juga: Pelaku pemalakan sopir truk di Cakung ditangkap sejam setelah viral

"Tiga orang tersebut sudah kami tangkap dan saat ini sedang dalam pengembangan," ujar Nasriadi.

Saat ini, Nasriadi belum mau mengungkap identitas para pelaku karena pihaknya masih dalam tahap pengembangan penyelidikan.

"Nanti, kalau ada hasil pengembangan lagi diungkap secepatnya," ujar dia.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021