Pekanbaru (ANTARA) - Azzahra Permatahani, itulah namanya. Perenang putri asal Kota Pekanbaru yang kini berada di Tokyo dan bersiap tampil di ajang olahraga multi event tertinggi di dunia, Olimpiade Tokyo 2020.

Gadis berumur 19 tahun pada Jumat (16/7), dilepas oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT secara virtual dan diharapkan mampu memberikan hasil terbaik dan mengharumkan Indonesia di kancah internasional.

Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau patut berbangga hati karena anak asal Bumi Lancang Kuning itu menjadi salah satu perwakilan Indonesia di Olimpiade Tokyo.

Azzahra Permatahani sendiri sudah berlatih renang sejak usia sangat belia. Dan, kala usianya belum genap 15 tahun, anak bungsu dari tiga bersaudara ini sudah malang melintang di kejuaraan renang nasional maupun internasional. Kini Olimpiade sudah di depan mata, dan menjadi target utamanya untuk berprestasi saat ini.

Baca juga: Dua perenang Indonesia kantongi wild card ke Olimpiade Tokyo
Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Perenang Azzahra Permatahani


Olimpiade Tokyo sendiri awalnya dijadwalkan berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus 2020 lalu. Namun karena pandemi COVID-19, pesta olahraga multi event tertinggi sedunia ini baru bisa digelar 23 Juli-8 Agustus 2021. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Azzahra untuk lebih meningkatkan persiapan, hingga akhirnya dia-pun bisa lolos ke Negeri Sakura.

Azzahra bersama perenang Indonesia lainnya Aflah Fadlan Prawira berhak tampil di Olimpiade Tokyo 2020 dengan memanfaatkan jalur Universality Quota atau yang lebih populer dengan sebutan wildcard.

"Alhamdulillah adinda Azzahra telah diberikan kepercayaan oleh bangsa dan negara kita menjadi duta untuk negara ini untuk bertanding di Olimpiade Tokyo di cabang renang. Semoga berhasil meraih prestasi maksimal," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT saat melepas keberangkatan Azzahra secara virtual.

Baca juga: Profil Atlet Olimpiade: Perenang Aflah Fadlan Prawira
Baca juga: Anindya ingatkan atlet jaga prokes saat dilepas ke Olimpiade Tokyo



Peran orang tua

Peran orang tua dalam melihat potensi yang dimiliki Azzahra sejak kecil, kata Walikota Pekanbaru Firdaus MT, bisa menjadi contoh bagi orang tua lainnya di Pekanbaru maupun Tanah Air pada umumnya. Orang tua harus bisa memberikan dorongan, bimbingan serta motivasi pada buah hatinya dalam menggali potensi diri juga bakat yang dimiliki hingga akhirnya bisa mengukir prestasi.

Terlebih lagi, Azzahra merasakan passion dirinya dalam olahraga renang sehingga seberat apapun usaha dan latihan yang ia jalani terasa menyenangkan. Hasilnya, beragam prestasi ia raih di olahraga air ini.

Sebagai generasi milenial, remaja seusia Azzahra saat ini banyak bergelut dengan gadget atau eksis di media sosial, serta bermain-main dengan teman sebaya. Fase kehidupan seperti itu mungkin tak lagi ada di benak gadis peraih emas Jakarta Open Swimming Championship 2019 ini.

Awal mula perkenalan putri pasangan dari Hanif Rusdji dan Nuni Mahawati dengan dunia renang terjadi sejak masih berusia empat tahun. Azzahra mengaku ketularan dari sang kakak ketika terlihat sedang lagi asyik berenang di kolam renang.

Mulai saat itulah, si kecil Azzahra mencobanya hingga akhirnya menjadi ketagihan menceburkan diri di kolam renang. Orang tuanya pun melihat potensi tersebut. Mulai saat itu Azzahra mulai rajin berlatih, dan selanjutnya masuk ke klub renang yang berada tak jauh dari sekolahnya, yakni SD dan SMP di Cendana Rumbai, Kota Pekanbaru.

"Aku merasakan, kok enak ya berenang. Langsung cita-cita aku menjadi perenang," ujarnya beberapa waktu lalu. Ia juga mengatakan tidak ada kesulitan dalam pembagian waktu antara latihan dan sekolah karena ia menjalaninya dengan senang. Kulitnya kian berwarna sawo matang, menunjukkan rutinitas latihan tiap hari yang kerap berada di bawah sorotan sinar mentari.

Baca juga: Azzahra Permatahani pecahkan dua rekornas renang
Baca juga: Pelatih renang Indonesia fokus bina atlet junior


Oang tua Azzahra, kata Walikota mampu menggali potensi anak sulungnya secara maksimal. Begitulah orang tua yang seharusnya. Bisa secara cerdas melihat potensi dan selanjutnya dikembangkan dengan fasilitas yang ada.

Namun, semangat dan kecerdasan orang tua dalam melihat potensi anak tidak cukup sampai di situ. Dukungan dari banyak pihak terutama dari pelatih dalam proses panjang dibaluri dengan semangat dan doa, menjadikan Azzahra layaknya sebutir mutiara yang siap berkilau di Olimpiade.

Dalam acara pelepasan itu, Wali Kota juga mendoakan Azzahra selalu dalam lindungan Allah SWT dan juga diberikan kemudahan dan kekuatan di dalam perjalanan serta dalam mengikuti ajang olahraga yang akan ditempuh ini. Mudah-mudahan Olimpiade ini bisa berjalan lancar meski di tengah pandemi COVID-19.

"Doa kita masyarakat Pekanbaru, Riau, dan tentunya Indonesia adalah yang terbaik kepada Azzahra. Semoga diberi kekuatan dan kesehatan dan kembali ke Indonesia dengan prestasi dan kesehatan yang baik," harap Firdaus.

Baca juga: Indonesia yakin Kampung Atlet Olimpiade aman dari klaster COVID-19
Baca juga: Indonesia kirim 28 atlet ke Olimpiade Tokyo


Sementara itu, Ketua KONI Kota Pekanbaru Anis Murzil menyebutkan prestasi Azzahra sudah banyak dalam mengharumkan nama Pekanbaru, baik itu di level lokal hingga internasional. Bahkan, gadis kelahiran 7 Januari 2022 itu bisa dibilang atlet Riau pertama dan termuda yang bertarung di ajang Olimpiade.

"Kita semua seluruh masyarakat Kota Pekanbaru tentu sangat berbangga dengan prestasinya," kata Anis.

Azzahra yang pernah berlatih di Prancis selama dua tahun ini rencananya akan bertanding pada 24 Juli pada nomor gaya ganti perseorangan putri. Mutiara asal Pekanbaru diharapkan bisa berkilau di Tokyo dengan prestasinya meski persaingan akan sangat ketat dari kompetitor lainnya.

Azzahra sendiri dalam kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wali Kota Pekanbaru dan juga Ketua KONI Pekanbaru.

"Zahra di sini mohon doanya untuk semuanya. Semoga Zahra nanti di Olimpiade Tokyo bisa memberikan yang terbaik untuk Riau serta untuk Indonesia juga. Tak lupa juga Zahra juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk pelatih yang telah sabar melatih Zahra sehingga akhirnya bisa masuk ke Olimpiade Tokyo," katanya.

Azzahra adalah salah satu contoh anak muda bertekad baja yang mampu berprestasi di dunia yang digeluti. Prestasinya diharapkan menularkan semangat kepada anak muda di generasinya dan masyarakat pada umumnya untuk terus bekerja keras dalam mencapai sebuah impian dalam kondisi apapun.

Baca juga: Rosan Roeslani: Lakukan yang terbaik demi Merah Putih
Baca juga: Rio Waida bangga menjadi pembawa Merah Putih di "rumah kedua"
Baca juga: Olimpiade Tokyo pun digelar meski diselimuti kekhawatiran COVID-19


 

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021