ada alokasi dana di APBN untuk belanja pemerintah pusat seperti infrastruktur itu harus dialihkan dan diprioritaskan terlebih dahulu untuk penanganan pandemi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menyarankan adanya perluasan ruang fiskal untuk mendukung penanganan COVID-19 ke depannya.

"Artinya bahwa ada alokasi dana di APBN untuk belanja pemerintah pusat seperti infrastruktur itu harus dialihkan dan diprioritaskan terlebih dahulu untuk penanganan pandemi," kata Esther dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, perluasan ruang fiskal dengan pengalihan belanja modal tersebut bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pengeluaran di bidang kesehatan dan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang membutuhkan.

Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi anggaran PEN capai Rp277,36 triliun per 16 Juli

Hal tersebut harus dilakukan meski Esther tak menampik bahwa belanja bansos dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah merupakan yang paling tertinggi.

"Namun kalau kita lihat realisasinya di lapangan masih banyak yang tidak tepat sasaran, misalnya masih ada beberapa pekerja informal yang tidak mendapatkan bansos," ujar dia.

Sementara itu, peningkatan belanja di bidang kesehatan sangat dibutuhkan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang kewalahan dalam menangani pasien COVID-19.

Selama ini, menurut Esther, dana PEN bidang kesehatan masih relatif lebih rendah dari bansos, sehingga diperlukan peningkatan alokasi yang signifikan.

Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran COVID dan PEN naik jadi Rp744,7 triliun

Baca juga: Menko Airlangga: Program PEN dioptimalkan untuk kompensasi dampak PPKM


 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021