Semuanya kami latih untuk kemudian melakukan tracing secara digital
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta  merekrut sekitar 895 tracer digital atau tenaga pelacak yang bekerja secara daring yang didapatkan dari lulusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Jakarta 2020 dan 2021.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan 895 tracer digital yang cara kerjanya seperti layanan telemedicine di mana seorang pasien dengan dokter melakukan konsultasi melalui platform digital, sudah terlatih.

Baca juga: Kadinkes sebut DKI banyak belajar lebih siap hadapi COVID-19

"Untuk yang baru dari CPNS tenaga tracer digital kami ada 895 orang yang sudah terlatih," kata Widyastuti di Jakarta, Selasa.

Selain itu, lanjut Widyastuti, Pemprov DKI juga merekrut tenaga kesehatan profesional untuk membantu upaya pelacakan kasus melalui digital.

"Semuanya kami latih untuk kemudian melakukan tracing secara digital dengan merunut seseorang pasien itu ketemu siapa saja begitu. Itu dilakukan secara digital melalui media," ujarnya.

Baca juga: Kebakaran di fasilitas Dinkes DKI tidak ganggu program vaksinasi

Pada awal Juli, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah merekrut 1.000 tracer digital baru dari calon pegawai negeri sipil (CPNS).

"Jadi kami sudah merekrut 1000 tracer baru yang berbasis CPNS baru di DKI yang kami latih untuk bisa tracer digital," ucap Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti dalam webinar, Selasa (6/7).

Rekrut tracer ini tidak hanya berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kesehatan, melainkan antar SKPD lain turut diberdayakan menjadi tracer.

"Dengan berbagai lintas SKPD tentunya akan mempercepat tracing DKI," ucapnya.

Baca juga: Pemprov DKI harap TNI/Polri koordinir tempat isolasi di JIExpo

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sempat meminta tambahan tenaga kesehatan berikut pendukungnya. Mereka meliputi tenaga kesehatan di rumah sakit khusus bagi dosen dan mahasiswa. Lalu, tenaga tracer (pelacak kasus) lapangan sebanyak 2.156, dan tenaga vaksinator sebanyak 5.139 orang.

Permintaan itu tertuang dalam dokumen perkembangan COVID-19 di Jakarta yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta saat rapat koordinasi pelaksanaan PPKM Darurat yang dipimpin Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan beserta jajaran kepala daerah lainnya pada Selasa (29/6) lalu. Anies meminta empat poin dukungan ke pemerintah pusat, apabila rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat jadi dilaksanakan. Salah satunya adalah tambahan tracer dan vaksinator.

Sebagai episentrum penularan COVID-19, kuantitas testing di Jakarta lebih tinggi dibanding provinsi lain. Rerata, 20.000 orang dilakukan tes PCR dalam waktu satu hari. Sementara itu, positive rate di Jakarta sebesar 15,4 persen.

Lonjakan kasus aktif juga terus meroket tajam. Saat ini, warga Jakarta sedang menjalani perawatan di rumah sakit atau tempat isolasi terkendali lebih dari 50 ribu orang.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021