Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan UKM, Fixy mengatakan salah satu cara agar UMKM bangkit kembali menjadi pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dengan digitalisasi.

“Digitalisasi dapat berupa penyediaan sarana teknologi dalam proses penjualan dan pembayaran UMKM, baik yang disediakan oleh bank maupun entitas lainnya,” ujar Fixy dalam webinar bertajuk “How to Maximize Indonesia’s SME Ecosystem?” di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, kondisi pandemi memang memukul banyak industri yang terkait dengan ekosistem UMKM. Namun di sisi lain keterbatasan pandemi membawa perubahan sikap serta kemajuan cara melihat pemasaran dan bisnis.

Pandemi memaksa pelaku bisnis yang semula enggan mengubah cara pemasarannya kini harus beralih ke platform digital, seperti marketplace atau e-commerce.

“UMKM kita mulai belajar beradaptasi. Ini salah satu strategi agar UMKM bisa maju,” kata Fixy.

Baca juga: Galeri Indonesia x Blibli Mitra dorong digitalisasi UMKM

Baca juga: Percepatan digitalisasi SDM Parekraf didorong untuk pulihkan ekonomi


“Kalau tidak ada COVID-19, barangkali digitalisasi ini dibutuhkan waktu 10 tahun lagi baru bisa menyamai negara-negara lain yang sudah mendahului,” lanjutnya.

Meski demikian, ia menekankan strategi perkembangan usaha digitalisasi tidak terbatas pada saat pandemi saja, tetapi juga merupakan suatu keharusan yang harus diikuti agar UMKM maju di masa depan.

Hal senada juga diungkapkan CEO dan Co-Founder DANA Vincent Iswara. Ia mengatakan salah satu faktor yang bisa menguatkan UMKM adalah digitalisasi.

“Digitalisasi bisa menguatkan UMKM. Bahkan di masa pandemi dan setelah pandemi pertumbuhannya akan makin pesat,” ujarnya.

“Kalau sudah menjadi digital, kesempatannya makin luas dan peningkatan kelas UMKM menjadi lebih cepat,” tambahnya.

Direktur Bisnis UMKM Bank Negara Indonesia (BNI) Muhammad Iqbal menyebutkan saat ini konfersi dari offline economic ke digital economic selama pandemi mencapai 12-34 persen.

“Banyak pakar memprediksikan kalau switching ke digital economic akan bersifat permanen dan ini akan mempengaruhi bagaimana cara kita hidup di masa mendatang,” terang Iqbal.

Fixy kemudian menyebutkan, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional mencapai angka 60 persen. Selain itu, jumlah UMKM saat ini sekitar 64 juta dan 97 persen masyarakat Indonesia terlibat di dalamnya. Hal ini menunjukkan UMKM punya potensi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

“Yang perlu dibantu adalah bagaimana UMKM ini bisa cepat naik kelas dan bertransformasi,” kata Fixy.

Iqbal mengatakan upaya untuk mendorong digitalisasi pelaku UMKM tidak bisa berjalan dengan sendiri-sendiri. Hal ini pula yang tengah dilakukan BNI melalui kerja sama berbagai pihak.

“Kami mencoba membangun kolaborasi, termasuk salah satunya dengan financial technology. Dalam beberapa hal kami berkompetisi. Namun dalam hal mendorong digitalisasi, kita harus berkolaborasi,” pungkasnya.

Baca juga: Pengamat: Holding ultra mikro dorong percepatan digitalisasi UMKM

Baca juga: DKI berpotensi miliki 144 siaran televisi digital

Baca juga: Nadiem: Program digitalisasi sekolah gunakan produk dalam negeri


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021