Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama) Siti Hidayati mengatakan Quick Response Code Indonesian Standard atau disingkat QRIS memberi dukungan untuk UMKM sebagai solusi pembayaran yang cepat, murah, dan aman tanpa harus tatap muka.

QRIS merupakan sistem pembayaran QR code standar nasional yang diluncurkan Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2019.

“Seseorang yang tidak punya rekening di bank tapi punya akun uang elektronik, dia bisa memanfaatkan QRIS ini untuk transaksi nontunai,” ujar Siti dalam webinar bertajuk “How to Maximize Indonesia’s SME Ecosystem?” di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BI gandeng DANA wujudkan ekosistem digital di obyek wisata Yogyakarta

Lebih lanjut, ia menjelaskan pelaku UMKM hanya perlu membuka satu rekening di salah satu Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).

Selanjutnya, pelaku UMKM bisa bertransaksi ke bank dan PJSP lainnya dengan mencantumkan logo QRIS pada display merchant.

“Jadi, satu QRIS untuk semua,” tegas Siti.

Menurut Siti, sejak sistem ini diluncurkan jumlah merchant UMKM yang menggunakan QRIS terus bertambah, terutama selama pandemi tercatat peningkatan sebanyak 316 persen.

Statistik BI menunjukkan selama pandemi terjadi peningkatan transaksi pembayaran digital, seperti melalui ATM/debet, kredit, dan uang elektronik serta melalui internet banking dan m-banking.

Baca juga: Menparekraf dan BI bahas pembayaran digital bagi pelaku pariwisata

BI mencatat total transaksi uang elektronik di akhir 2020 mencapai Rp266 triliun dan pertumbuhan sebanyak 38,42 persen dalam satu tahun.

“Saat terjadi pandemi, mau tidak mau, terjadi percepatan mindset masyarakat ke arah digital. Tidak ada pilihan lain karena mobilitas secara fisik dibatasi,” kata Siti.

Dengan diluncurkannya QRIS di Indonesia, maka seluruh penyelenggara sistem pembayaran, baik bank maupun non-bank, yang akan menggunakan QR code sebagai sarana pembayaran harus mengacu pada standar QRIS.

“Memang, sebelum ada QRIS sudah ada penyelenggara bank maupun non-bank yang mengembangkan QR code tapi dengan standar yang sendiri-sendiri dan tidak bisa interkoneksi,” terang Siti.

Direktur Bisnis UMKM Bank Negara Indonesia (BNI) Muhammad Iqbal mengatakan bekerja sama dengan Artajasa dalam mengembangkan penggunaan QRIS merupakan bentuk solusi digital yang telah dilakukan BNI.

“QRIS ini salah satu cara kita memperluas pasar pelaku UMKM,” kata Iqbal.

“BNI bersama Artajasa telah berkolaborasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, menggarap segmen UMKM agar mengadopsi penggunaan QRIS sehingga dapat memperluas pasar mereka,” ujarnya.

Baca juga: BI catat transaksi QRIS naik 32,5 persen selama PPKM Darurat

Baca juga: Pembayaran dengan QRIS alami kenaikan di DANA

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021